Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Porsi Bauran Energi Baru Terbarukan Tengah Digenjot, Bagaimana Nasib Batu Bara?

Kompas.com - 21/10/2020, 18:18 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sumber energi Indonesia masih didominasi oleh energi fosil seperti minyak, gas, hingga batu bara.

Namun, saat ini pemerintah tengah menggenjot porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap sumber energi nasional, guna menciptakan kemandirian energi dan meminimalisir dampak lingkungan.

Bahkan, pada 2025 pemerintah menargetkan bauran EBT terhadap energi nasional dapat mencapai 23 persen, dan terus meningkat setiap tahun.

Baca juga: Batu Bara Bisa Bebas Royalti, Pemerintah Klaim Tidak Akan Merugikan Negara

Lantas, bagaimana nasib batu bara sebagai salah satu sumber energi utama saat ini nantinya?

Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Arviyan Arifin mengatakan, jika dilihat secara global, konsumsi batu bara sebagai sumber energi primer akan mengalami penurunan seiring meningkatnya porsi EBT.

Pasalnya, sudah banyak negara, khusunya yang berstatus negara maju, sudah mengganti sumber energi primer-nya dengan EBT.

Namun berbeda dengan negara maju, konsumsi batu bara di Indonesia sebagai sumber energi diproyeksi masih akan tumbuh.

Arifin memaparkan, sampai dengan saat ini batu bara masih menjadi sumber energi utama nasional. Pada tahun ini saja, porsi batu bara terhadap sumber energi nasional mencapai 65 persen.

Berdasarkan data yang ia paparkan, sampai dengan 2024, porsi batu bara terhadap bauran energi nasional juga masih akan di atas 60 persen.

Baca juga: Sri Mulyani: Cipta Kerja Tegaskan Batu Bara Sebagai Barang Kena Pajak

"Tapi pada 2025 bauran ini sudah mulai berbeda, bauran EBT sudah 23 persen. 2028 juga akan leih tinggi lagi," kata Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (21/10/2020).

Namun, permintaan terhadap tenaga listrik diproyeksi masih mengalami pertumbuhan ke depannya.

Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, pemerintah masih akan mengandalkan batu bara sebagai salah satu sumber energi utama nasional.

"Untuk ketersediaan energi yang cukup mau tidak mau ketergantungan terhadap batu bara masih tinggi," ujar Arifin.

Oleh karenanya, meskipun bauran terhadap energi nasional akan mengalami penyusutan, konsusmi batu bara diyakini masih akan tumbuh ke depan-nya.

"Walaupun secara bauran sudah mulai berkurang menjadi sekitar 54 persen dari yang sekaranag ini 65 persen. Tapi pertumbuhannya masih 5,2 persen penggunaan batu bara," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com