Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Perlu Pahami Risiko Investasi, Kenapa?

Kompas.com - 21/10/2020, 20:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

 

Selain itu, ia juga menyarankan agar investor melakukan diversifikasi aset untuk menghindari risiko gagal bayar di tengah adanya kebutuhan likuiditas.

Ini dimaksudkan agar masalah gagal bayar yang saat ini terjadi di Jiwasraya harus dipahami sebagai risiko dalam berinvestasi.

"Kita harus apresiasi pemerintah dengan skema bail in-nya melalui penambahan PMN Rp22 triliun ke BPUI. Meskipun terjadi gagal bayar, pemerintah atau BUMN tetap mempertahankan reputasi industri keuangan dalam negeri dan sekuat tenaga akan mengembalikan dana nasabah, meski ada penyesuaian ketimbang likuidasi," katanya.

Baca juga: Agar Bisa Investasi, Alokasikan Gaji ke 3 Hal Ini

Pemerintah bersama manajemen baru diketahui akan melakukan sosialisasi program penyelamatan polis Jiwasraya kepada pemegang polis tradisional dan bancassurance.

Sosialisasi program penyelamatan polis ini dilakukan karena pada 30 September 2020 posisi likuiditas Jiwasraya telah berada di angka Rp 54,5 triliun, dengan aset hanya menyisakan Rp16 triliun. Dengan kondisi itu, ekuitas Jiwasraya berada di posisi negatif atau minus Rp 38,5 triliun.

Untuk itu, pemerintah sedang menyiapkan bail in melalui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp22 triliun yang akan disalurkan ke Indonesia Financial Group (IFG), yang dahulu bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) untuk mendirikan perusahaan asuransi baru bernama IFG Life.

Dana senilai Rp 22 triliun ini akan digunakan lebih dulu oleh manajemen IFG Life demi mengembangkan bisnisnya di lini asuransi kesehatan jiwa hingga pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dengan menyasar target pasar berupa ekosistem pegawai BUMN dan masyarakat umum.

Baca juga: Ini Strategi Investasi di Tengah Kondisi Ekonomi yang Tidak Pasti

Sementara untuk polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi, portofolionya akan ditransfer ke IFG Life dan pembayaran akan dilakukan bertahap kepada para pemegang polis.

"PMN Rp22 triliun untuk restrukturisasi Jiwasraya itu tidak kecil. Tapi, memang itu penting harus disuntik dengan itu. Ini untuk mempertahankan reputasi bahwa investasi di BUMN aman," ujar Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com