Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Alumni Bank Mandiri yang Kuasai Posisi Penting di BUMN

Kompas.com - 22/10/2020, 06:56 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Tak sampai di situ, alumnus Bank Mandiri juga mendapatkan posisi penting di Kementerian BUMN.

Tak tanggung-tanggung, posisi Wakil Menteri BUMN I dan II diborong oleh mantan bankir bank berlogo pita emas itu.

Posisi Wakil Menteri BUMN I diduduki oleh Budi Gunadi Sadikin. Budi pernah menjabat Direktur Utama Bank Mandiri pada 2013 lalu.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri untuk menggantikan posisi yang ditinggal Budi Gunadi Sadikin.

Terbaru, Erick Thohir juga menunjuk Hery Gunardi untuk menduduki posisi Ketua Project Management Office (PMO) bank syariah BUMN yang tengah melangsungkan merger (penggabungan).

Selain itu, Hery juga didapuk untuk menjabat sebagai Direktur Utama Bank Syariah Mandiri. Hery sendiri merupakan mantan Wakil Direktur Utama dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Mandiri.

Talent Pool Bank Mandiri

Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengungkapkan alasannya menempatkan alumni Bank Mandiri di beberapa perusahaan plat merah. Menurut dia, Bank Mandiri memiliki talent poll yang bagus.

“Banyak yang bertanya kenapa banyak lulusan Bank Mandiri? Jadi dari 142 BUMN yang ada, Bank Mandiri masih menjadi talent pool terbaik,” ujar Erick beberapa waktu lalu.

Untuk itu, dia berharap ke depannya BUMN lain mempunyai talent pool sebaik Bank Mandiri. Itu lah salah satu alasan Erick menunjuk Agus Martowardoyo menjadi Komisaris Utama BNI.

“Kalau kemarin selalu saya bilang 'Oh Bank Mandiri talent pool-nya lebih baik' ini kesempatan bagi BNI dengan Komut Pak Agus Marto, masa talent full-nya enggak bisa lebih baik," kata dia.

Kepada Agus Martowardojo, Erick Thohir mengingingkan BNI ini agar bisa berkembang lebih baik lagi. Apalagi di saat era disrupsi, menurut dia, harus ada perubahan bisnis model.

Baca juga: Ada Perombakan, Ini Susunan Direksi Baru Bank Mandiri

"Ketika kita berbicara Bank Mandiri, dari BNI mungkin tersinggung. Sekarang saya berikan Komut terbaik Pak Agus Marto. Nah, sekarang bisa enggak BNI jadi talent pool. Sama seperti Telkom, bisa enggak membuktikan bergerak menjadi Telkom yang dulu yang sangat besar," ungkapnya.

Alasan Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membeberkan alasan mengapa banyak Sumber Daya Manusia (SDM)-nya ditarik menjadi direktur utama, komisaris, maupun jabatan penting lainnya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Human Capital Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya mengatakan, ada 4 sarana belajar dan berlatih yang diadopsi perseroan.

Sarana-sarana ini tidak dimiliki oleh perusahaan lain, karena bergantung dari latar belakang didirikannya Bank Mandiri.

"Kami tentunya merasa bangga dan bahagia bisa berkontribusi dalam bentuk talent untuk BUMN. Bank Mandiri punya 4 sarana belajar dan berlatih dengan efektif, yang mungkin tidak semua perusahaan memiliki," kata Agus dalam konferensi virtual, Kamis (10/9/2020).

Agus menuturkan, 4 sarana itu melengkapi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang sistematis dan formal.

Sarana pertama, bank bersandi saham BMRI ini tidak berhenti melakukan transformasi bisnis, operasional, hingga pengelolaan SDM sejak merger dilakukan.

Kondisi ini, kata Agus, secara natural mendorong karyawan Bank Mandiri untuk selalu terbuka dan terbiasa dengan perubahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com