Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Hilirisasi, Bos Bukit Asam Yakin Harga Batu Bara Bisa Naik 5 Kali Lipat

Kompas.com - 22/10/2020, 08:30 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukit Asam (Persero) tengah mendorong berbagai bentuk hilirisasi, guna memberikan nilai tambah terhadap komoditas batu bara.

Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengakui, sebagian besar produksi perseroan digunakan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"Yang menimbulkan polusi tinggi dan tidak ada nilai tambah. Hanya menggali, mengangkut, dan menjual selesai," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (21/10/2020).

Baca juga: Porsi Bauran Energi Baru Terbarukan Tengah Digenjot, Bagaimana Nasib Batu Bara?

Oleh karenanya, berbagai bentuk hilirisasi dinilai perlu untuk dilakukan.

Pasalnya, cadangan batu bara saat ini masih mencapai 37,6 miliar ton. Untuk menekan kadar emisi gas rumah kaca, maka diperlukan diversifikasi produk, guna memaksimalkan cadangan tersebut.

"Harus dilakukan. Bagaimana konversi hilirisasi batu bara harus jalan, yang tadinya hanya utk PLTU, dibuat nilai tambah," ujar Arviyan.

Lebih lanjut, Arviyan pun memaparkan, batu bara bisa digunakan sebagai bahan baku utama berbagai bentuk hilirisasi.

Misal saja, hilirisasi batu bara dengan produk akhir karbon aktif. Proses hilirisasi ini sudah banyak dilakukan berbagai negara maju, seperti China.

Baca juga: Lewat UU Cipta Kerja, Pelaku Usaha Hilirisasi Batu Bara Bisa Bebas dari Royalti

"Banyak teknologi yang sudah ada dan terbukti sekarang hilirisasi ini sudah terbukti baik di China maupun dengan negara lain," katanya.

Lalu, batu bara juga bisa diolah menjadi dimetil eter (DME) yang bisa digunakan sebagai pengganti elpiji.

Arviyan menyebutkan, proses hilirisasi dengan produk DME dapat memberikan nilai tambah batu bara hingga lima kali lipat.

"Untuk kognifikasi DME itu nilainya akan menjadi 5 kali lebih tinggi yang digunakan untuk bahan bakar pengganti elpiji," katanya.

Bukit Asam pun dipastikan akan mengembangkan hilirisasi-hilirisasi tersebut. Dengan demikian, pemaksimalan penggunaan cadangan batu bara dapat sejalan dengan upaya pemerintah menekan kadar emisi karbon dioksida.

"Ini yang dilihat PTBA ke depan, supaya bisa buat energi kita ini lebih bersumber kepada renewable," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com