Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana ke Luar Kota? Ini Prediksi Puncak Arus Mudik Cuti Bersama

Kompas.com - 23/10/2020, 08:17 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, memprediksi pada 28 Oktober 2020 atau dimulainya cuti bersama akan terdapat puncak arus kepadatan kendaraan.

Menhub mengimbau masyarakat yang ingin berlibur jangan bertumpu di satu hari tersebut, untuk mencegah potensi rawan terjadi penularan Covid-19.

"Atur perjalanan anda dengan baik untuk menghindari kepadatan masyarakat yang berpotensi terjadinya penularan pandemi,” kata Budi Karya dilansir dari Antara, Jumat (23/10/2020).

Ia memprediksi potensi kepadatan arus mudik terjadi di tiga titik yaitu, pertama, Jalan dari arah Jakarta menuju ke arah timur (Jawa Barat, Tengah, dan Timur). Kedua, kapal penyeberangan ke arah Sumatera, dan ketiga di Bandara.

Baca juga: Jelang Libur Panjang, Saran Menhub: Libur di Rumah Pilihan Tepat

Budi Karya melihat kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan menggunakan semua jenis transportasi akan meningkat pada libur panjang akhir Oktober nanti.

"Kami prediksi akan terjadi peningkatan pergerakan orang dan kendaraan sekitar 10-20 persen,” kata Budi Karya Sumadi.

Dia mengatakan, Presiden telah memperingatkan agar melakukan upaya antisipasi pada libur panjang akhir Oktober agar tidak terjadi peningkatan laju penularan Covid-19, seperti yang sempat terjadi selepas libur panjang Cuti Bersama Tahun Baru Islam pada bulan Agustus lalu.

Mengantisipasi hal itu, dia akan melakukan koordinasi dengan para operator transportasi untuk konsisten memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dari mulai awal keberangkatan, pada saat perjalanan, hingga sampai di tujuan.

Baca juga: Menhub Tawarkan Proyek Infrastruktur Transportasi ke Perusahaan AS

Kemenhub akan melakukan pengecekan secara acak (random check) untuk memastikan protokol kesehatan telah dilakukan dengan baik oleh para operator.

“Para operator ini yang mempunyai peran penting untuk memfasilitasi pergerakan orang antar kota, antar wilayah. Kalau mereka tidak taat, khawatir akan timbul penularan yang tidak kita inginkan," kata Budi Karya.

"Tunjukkan kita harus disiplin dan tidak kompormi terhadap protokol kesehatan. Kalau memang ada yang ditemukan reaktif atau positif ya harus dilarang berangkat,” ujar dia lagi.

Mantan Dirut Angkasa Pura II ini juga meminta kepada operator transportasi untuk meningkatan frekuensi perjalanan untuk mencegah penumpukan penumpang.

Selain itu, lanjut dia, Kemenhub juga berkoordinasi dengan para Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) di daerah untuk melakukan pengawalan penerapan protokol kesehatan dengan ketat di daerah-daerah kota sampai kabupaten.

Baca juga: Demi Mangrove, Luhut Perintahkan Deputinya Lobi Eropa dan Abu Dhabi

Kemudian juga untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa menjadi masalah yang memungkinkan terjadinya penularan karena rawan terjadi kerumunan.

Terkait dengan kondisi curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, Menhub mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara dan memastikan kondisi kendaraan sepeti mesin, rem, ban dan kondisi diri dalam keadaan prima.

Kemudian, Menhub menyarankan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti pesawat dan transportasi publik lainnya agar sebisa mungkin jangan melepas masker, menunda makan dan minum, serta jangan berbincang di dalam pesawat.

“Kalaupun terpaksa memang harus makan dan minum karena perjalanan jarak jauh lebih dari 2 jam, agar segera kembali menggunakan masker setelah makan dan minum,” kata Budi Karya Sumadi.

Dia mengatakan, libur di rumah saat ini menjadi pilihan yang baik di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tetapi kalaupun harus liburan ke luar rumah agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama.

Baca juga: Menhub Ajak Bupati hingga Gubernur Aktif Bersepeda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com