Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ekonomi Syariah Sejalan dengan Kearifan Lokal...

Kompas.com - 24/10/2020, 13:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi syariah dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Pasalnya, nilai-nilai yang dimiliki sistem ekonomi syariah sejalan dengan kearifan lokal. Nilai-nilai yang dimaksud, meliputi nilai kejujuran, keadilan, tolong-menolong, profesional, dan keberpihakan pada kelompok lemah.

"Kesamaan nilai-nilai tersebut mendorong keinginan diterapkannya sistem ekonomi syariah secara lebih menyeluruh di setiap aspek kehidupan," kata Sri Mulyani dalam Webinar Strategi Nasional "Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia" secara virtual, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: Gubernur BI: Ekonomi Syariah Harus Ambil Pelajaran dari Pandemi Covid-19

Wanita yang kerap disapa Ani ini menuturkan, kontribusinya terhadap pemulihan ekonomi nasional membuat ekonomi syariah mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi ekonomi nasional.

Tercatat, Indonesia merupakan konsumen produk halal terbesar di dunia. Kontribusinya mencapai 10 persen atau 214 miliar dollar AS dari pangsa pasar dunia.

"Hal ini mampu menjawab berbagai tantangan di dalam dinamika perekonomian nasional," ujar Ani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menegaskan, Indonesia bahkan berpotensi besar menjadi pemimpin industri produk halal dunia bisa segera diwujudkan.

Sayangnya, peran dan kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional masih belum optimal.

Baca juga: Tetap Berjaya di Tengah Pandemi, Ekonomi Syariah Perlu 3 Langkah Ini

Ani bilang, perlu sinergi dan dukungan langkah-langkah strategis untuk menjadikan indonesia sebagai produsen produk halal. Diperlukan pula inisiatif dan terobosan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dalam membangun ekonomi dan keuangan syariah.

"Dengan demikian, makna Islam sebagai rahmatan lil 'alamin dan solusi bagi permasalahan ekonomi, keuangan, dan sosial benar benar dirasakan," pungkas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com