Misalnya, persentase investasi emas dalam portofoliomu sebesar 20 persen. Namun karena harganya naik disaat instrumen lain turun, aset emas ini bisa mencapai 30 persen.
Bila begitu, 10 persennya bisa kamu alihkan ke instrumen lain yang masih undervalued namun memiliki potensi bagus.
"Jadi jangan hanya melihat instrumen yang harganya sudah naik tinggi. Bisa jadi saat dibeli, ternyata itu adalah masa peak-nya (harga sedang tinggi-tingginya). Untuk investor yang paham, mungkin cenderung menjual," ujar dia.
Baca juga: Rebalancing Portofolio Bisa Jadi Solusi Investasi Saat Pandemi, Apa Itu?
Namun sebelum melangkah, kamu tentu perlu memperhatikan prospek ekonomi ke depan. Prospek ini tentu akan menggiringmu memilih instrumen yang tepat sehingga memperkecil risiko yang muncul.
"Perlu juga mengetahui bagaimana prospek ke depannya. Jadi intinya tetap, diversifikasi aset. Punya emas boleh, tapi tambahkan dengan investasi lainnya," pungkas Afifa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.