Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Dorong Pembentukan Kawasan Industri Halal

Kompas.com - 24/10/2020, 17:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi pemain industri halal terbesar di dunia. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

"Di sisi lain penduduk muslim di dunia juga mencapai 1,84 miliar orang. Ini merupakan potensi pasar bagi Indonesia," ujarnya dia dalam webinar Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia, Sabtu (24/10/2020).

Berdasarkan data Global Islamic Economy (GIE) 2019/2020 yang mengukur kekuatan ekonomi syariah di 73 negara, Indonesia menempati peringkat ke-5 sebagai negara produsen produk halal. Namun peringkat tersebut masih kalah dengan Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Arab Saudi.

Baca juga: Makanan, Minuman, hingga Farmasi Jadi Sektor Dikembangkan di Kawasan Industri Halal

Oleh sebab itu, untuk mewujudkan cita-cita menjadi pemain utama industri halal, pemerintah mendorong pembentukan kawasan industri halal (KIH) di berbagai wilayah Indonesia.

Ada 4 sektor utama yang akan dikembangkan dalam kawasan ini yakni makanan minuman (mamin), fashion, farmasi, dan kosmetik.

"Melihat perluang pasar dan ketersediaan suplai produk halal yang belum mencukupi, pemerintah bertekad untuk memacu pengembangan kawasan industri, termasuk pembentukan kawasan industri halal," kata Agus.

Ia menjelaskan, upaya pengembangan industri halal memiliki 3 fokus utama. Pertama, pengembangan infrastruktur, karena memang selama ini belum adanya infrastruktur yang mendukung pengembangan industri halal secara menyeluruh atau holistik.

Kedua, pengembangan halal standart untuk percepatan industri halal nasional. Ketiga, peningkatan kontribusi industri halal terhadap neraca dagang nasional di sektor-sektor unggulan.

Agus mengatakan, kawasan industri halal tidak hanya akan meningkatkan peran Indonesia menjadi pemain di global, tapi sekaligus memberikan efek yang luas bagi perekonomian nasional. Di antaranya, dapat menarik investasi potensial, memfasilitasi sinergi pelaku industri besar dan kecil, serta menambah penyerapan tenga kerja dalam jumlah besar.

Baca juga: Menkop Teten: Biaya Jadi Tantangan UMKM Mengakses Sertifikasi Halal

Oleh sebab itu, ia berharap kehadiran kawasan industri halal bisa tersebar di banyak daerah di seluruh Indonesia. Namun, hal ini perlu dibarengi dengan berbagai kebijakan atau insentif yang bisa mendorong pengembangan kawasan tersebut

"Untuk meningkatkan peluang penyebaran pembentukan kawasan industri halal di daerah-daerah, serta peningkatan minat investasi untuk menangkap potensi pasar halal, dapat diusulkan untuk mendorong hadirnya pusat logistik berikat di kawasan tersebut, atau penempatan sebagai kawasan ekonomi khusus, atau mendorong skema insentif fiskal lainnya seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain sebagai benchmarking," papar Agus.

Adapun hingga saat ini sudah ada dua kawasan industri yang dalam proses permohonan verifikasi sebagai kawasan industri halal modern. Keduanya yakni kawasan industri Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten, seluas 500 hektar, dan kawasan industri Safe N Lock di Sidoarjo. Jawa Timur, seluas 100 hektar.

Sementara ada 4 kawasan industri yang masih dalam persiapan pengembangan untuk menjadi kawasan industri halal. Terdiri dari Kawasan Industri Bintan Inti di Kepulauan Riau seluas 100 hektar, Kawasan Industri Batamindo di Batam, Kepulauan Riau seluas 17 hektar.

Lalu Kawasan Industri Surya Borneo di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, seluas 146,5 hektar, serta Kawasan Industri Jakarta Pulogadung, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com