Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nadya: Belajar Merangkai Bunga dari Youtube, Kini Raup Puluhan Jutaan Rupiah

Kompas.com - 26/10/2020, 11:39 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengasah keahlian di era modern ini bisa dilakukan melalui berbagai kanal digital. Hal tersebut dilakukan oleh Nadya Teja (22) untuk memulai bisnis florist, yang kini telah meraup omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya pada pertengahan 2019, Nadya mulai mempelajari dasar dan teknik merangkai bunga melalui video Youtube untuk mengisi waktu luang.

Nadya mengaku tertarik untuk mempelajari teknik merangkai bunga, setelah dirinya mendapatkan bunga usai menjalani sidang skripsi kuliah.

Baca juga: Omzet Anjlok Selama Pandemi, Aulia: Bersyukur Banget Dapat Bantuan dari Pak Presiden Ini...

“Akhirnya mulai deh coba-coba buat sendiri, belajar dari Youtube,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (26/10/2020).

Setelah melakukan berbagai percobaan, Nadya akhirnya memberanikan diri untuk memasarkan hasil bunga rangkaiannya melalui platform Instagram, dengan akun bernama hanahana.fleur.

“Ternyata responsnya cukup baik, karena lagi graduation season waktu itu,” katanya.

Nadya pun akhirnya memutuskan untuk fokus menjalani bisnisnya sebagai seorang florist yang memasarkan produknya melalui akun hanahana.fleur.

Untuk dapat bersaing dengan para florist lain, Nadya berinisiatif untuk menjual jenis-jenis bunga yang tidak banyak dijual oleh orang lain.

Melalui akun Instagram hanahana.fleuur, Nadya memasarkan berbagai bentuk hasil rangkaian bunga, mulai dari bouquet, ring bearer, hingga rose dome.

“Saya lebih fokus jual ke varian dried and preserved flower. Enggak cuma dried flower yang bunga kering gitu, dan warnanya cokelat, tapi aku mencoba provide yang lebih colorful, makanya pake preserved flower juga,” tuturnya.

Untuk memproduksi jenis-jenis rangkain bunga tersebut Nadya mengaku bukan lah suatu hal yang mudah.

Namun, setelah beroperasi selama satu tahun lebih, kini dirinya berhasil menikmati proses yang dilalui, dengan omzet penjualan mencapai kisaran Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan.

“Awal belajar juga emosi, adalah enggak bener-bener bikinnya,” katanya.

Baca juga: Sulap Sampah Menjadi Mainan Robot, Aulia Dapat Pesanan untuk PM Korea hingga Indro Warkop

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com