Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Strategi Mentan Antisipasi La Nina yang Ganggu Musim Tanam

Kompas.com - 26/10/2020, 14:57 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina terhadap produksi pertanian. Terlebih pada musim tanam ke satu (MT I) periode Oktober 2020-Maret 2021.

La Nina yang sudah mulai menerjang sebagian wilayah Indonesia ini, memang menyebabkan cuaca ekstrem yang bisa berimbas pada proses produksi pertanian.

"La Nina itu, akan ada ancaman banjir, longsor, kegagalan panen pada daerah tertentu karena airnya banyak, dan ada gejala-gejala hama yang mungkin muncul karena banjir," ujar Syahrul dalam acara Penetapan Target Luas Tanam MT I secara virtual, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Pertanian hingga Pariwisata, Ini 4 Sektor Potensial Industri Halal

Ia menjelaskan, ada 7 strategi Kementan untuk menghadapi ancaman La Nina. Pertama, melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir, ditandai dengan wilayah zona merah merupakan rawan banjir.

"Kita sudah terbiasa dengan curah hujan yang banyak, jadi tahu daerah yang langganan banjir. Untuk daerah merah itu akan seperti apa, nah itu disiapkan sarana pendukungnya, bahkan mungin ada emergency banjir dipersiapkan untuk hal-hal seperti ini," jelas dia.

Strategi kedua adalah mengaplikasikan early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Dalam hal ini, Syahrul meminta untuk setiap pimpinan daerah bisa turut aktif meninjau perkembangan cuaca ke BMKG.

Ketiga, dengan membentuk gerakkan brigade yang terdiri dari brigade La Nina (satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.

"Brigade la nina harus siap setiap saat mulai dari sekarang," imbuh dia.

Lalu strategi keempat dengan pompanisasi in-out dari sawah, rehab jaringan irigasi tersier atau kwarter. Ini untuk kelancaran pembuangan air agar padi-padi yang mulai berisi tidak tergenang air.

Kelima, dengan penggunaan benih tahan genangan, seperti inpara 1 sampai 10, inpari 29, inpari 30, ciherang sub 1, inpari 42 agritan, dan varietas unggul lokal yang sudah teruji,

Strategi keenam yakni asuransi usaha tani padi bagi yang sudah mendaftar dan bantuan benih gratis bagi yang puso. Serta ketujuh, perbaiki cara pascapanen dengan menggunakan dryer atau pengering dan RMU.

"Jadi kita tidak boleh kalah dengan alam," pungkas Syahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com