Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pandemi Covid-19, Pendapatan Digital Business Telkomsel Capai Rp 31,9 Triliun

Kompas.com - 26/10/2020, 15:54 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada masa pandemi Covid-19, Digital Business Telkomsel dan IndiHome menjadi mesin utama pertumbuhan pendapatan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).

Terbukti, dibanding tahun lalu, bisnis digital Telkomsel tumbuh 13,5 persen year on year (YoY) menjadi Rp 31,9 triliun, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan mencapai 72,4 persen dari sebelumnya 62,2 persen.

Kemudian pada periode yang sama, IndiHome berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 10,4 triliun atau tumbuh 19,1 persen.

Hal tersebut terjadi karena secara tidak langsung, pandemi mengubah gaya hidup, kebutuhan, hingga mengakselerasi adopsi digital masyarakat.

Kegiatan belajar dan bekerja misalnya, saat ini dilakukan di rumah karena pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca juga: Kementerian BUMN Apresiasi Telkom yang Tata Bisnis Menara

Kondisi itu menyebabkan pergeseran kebutuhan masyarakat, dan internet menjadi kebutuhan yang sangat penting.

Bagi Telkom yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang telekomunikasi, kondisi tersebut menjadi peluang tersendiri.

Setelah tahun lalu mencanangkan diri untuk bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital (digital telco), kini Telkom bertahan dengan memberi kinerja yang cemerlang, serta berusaha melahirkan inovasi melalui produk dan layanan digital.

Secara kontinu, Telkom juga menguatkan seluruh lini bisnis, seperti mobile related business, fixed broadband, dan lainnya, melalui pembangunan infrastruktur yang dianggarkan dari belanja modal perusahaan (capital expenditure).

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Layanan Digital, Telkom Group Modernisasi Infrastruktur

Tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi darat, laut, udara, hingga pelosok Indonesia, digital telco Telkom juga fokus pada tiga domain bisnis digital yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services.

Untuk memberi pengalaman digital terbaik kepada pelanggan, Telkom pun mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas, mengembangkan talenta digital unggulan, mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital bangsa, serta mengorkestrasi ekosistem digital.

Terkait peningkatan digital capabilities dan pengembangan bisnis, Telkom secara cermat mengidentifikasi dan memilih strateginya dengan konsep build (mengembangkan dari kompetensi internal), borrow (partnership), dan buy (akuisisi) dengan konsiderasi value proposition perusahaan.

Meski terjadi persaingan yang tinggi dan penurunan bisnis legacy, layanan digital Telkom mampu tumbuh dan mengompensasinya. Bahkan disebut menjadi penopang bisnis kinerja perusahaan.

Baca juga: Dukung Wirausaha Milenial, Telkom Bersama Rumah BUMN Buka Program Kelas Mentoring

“Telkom melalui infrastruktur, platform, dan layanan digitalnya menangkap peluang ini dan menjadi enabler untuk setiap aktivitas masyarakat di masa pandemi,” kata Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi, di Jakarta, Jumat (23/10/2020), seperti dalam keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut, Telkom juga turut serta mengembangkan ekosistem digital melalui sarana inkubasi seperti Amoeba dan Indigo, serta mendukung investasi startup melalui MDI Ventures.

“Kami berharap dapat terus menjaga momentum perusahaan untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat dan negara, melalui kinerja produk serta layanan terbaik demi mendukung digitalisasi Indonesia,” kata Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com