Semangat Sumpah Pemuda untuk bekerja sama, berkolaborasi dan bersatu di dalam tim, mewarnai semangat kewirausahaan.
Baca juga: Kiprah Wirausaha Desa Mereguk Manisnya Pasar Wisata
Ketiga, ketika rapat pertama Kongres Pemuda II pada 27 Oktober 1928, Ketua PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) Soegondo Djojopoespito mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang dapat membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.
Patut digaris bawahi pada faktor pendidikan dan kemauan yang kuat di dalam kewirausahaan. Kewirausahaan pada masa kini tidak bisa semata hanya mengandalkan intuisi, bakat dan keturunan.
Semua harus diasah dengan pendidikan. Walaupun hingga kini masih ada yang memperdebatkan, apakah kewirausahaan dapat diajarkan dan ditularkan.
Hasil penelitian terkini memperlihatkan bahwa seorang wirausaha dapat diciptakan, tidak semata karena faktor genetik.
Pentingnya pendidikan dan kemauan kuat untuk persatuan Indonesia, dapat dimaknai sebagai spirit kewirausahaan yang sejalan dengan semangat pemuda saat itu.
Keempat, isi Sumpah Pemuda begitu kuat akan pentingnya identitas Indonesia. Tanah air satu, bangsa yang satu dan bahasa yang satu: Indonesia.
Semangat untuk mengangkat nama Indonesia tentunya juga mewarnai kewirausahaan Indonesia dengan lahirnya satu decacorn (Gojek) dan empat unicorn (Tokopedia, Buka Lapak, Traveloka dan Ovo), start-up business karya anak bangsa.
Walau siapa di balik investor usaha rintisan tersebut tidaklah melulu Indonesia, namun identitas Indonesia begitu kuat, seperti Gojek dan Buka Lapak, yang khas Indonesia. Demikian juga yang lain. Semangat Sumpah Pemuda mewarnai bisnis kaum muda.
Terakhir, spirit kewirausahaan sejalan dengan makna Sumpah Pemuda yang menggambarkan kecintaan kaum muda waktu itu akan Indonesia. Kini kaum muda menunjukkan kecintaan pada negara ini dengan berbagai inovasi bisnis yang menggerakkan perekonomian Indonesia.
Gojek, Tokopedia dan kawan-kawan telah memperlihatkan hal itu. Menciptakan jutaan lapangan kerja baru dan mendemokratisasi ekonomi Indonesia melalui platform digital. Di tengah kondisi krisis ekonomi akibat pandemi, kontribusinya kini tidak dapat dipandang sebelah mata.
Uraian ini makin menggambarkan bahwa makna Sumpah Pemuda tetap aktual dan relevan dengan kondisi terkini.
Semangat kewirausahaan kaum muda Indonesia dengan serangkaian kreativitas dan inovasi yang mengemuka, menjadi wujud nyata, cara memaknai Sumpah Pemuda yang dikumandangkan 92 tahun yang lalu. Gaungnya masih terasa hingga kini.
Franky Selamat
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.