Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Memaknai Sumpah Pemuda dari Spirit Kewirausahaan

Kompas.com - 27/10/2020, 05:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Semangat Sumpah Pemuda untuk bekerja sama, berkolaborasi dan bersatu di dalam tim, mewarnai semangat kewirausahaan.

Baca juga: Kiprah Wirausaha Desa Mereguk Manisnya Pasar Wisata

Ketiga, ketika rapat pertama Kongres Pemuda II pada 27 Oktober 1928, Ketua PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) Soegondo Djojopoespito mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang dapat membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.

Patut digaris bawahi pada faktor pendidikan dan kemauan yang kuat di dalam kewirausahaan. Kewirausahaan pada masa kini tidak bisa semata hanya mengandalkan intuisi, bakat dan keturunan.

Semua harus diasah dengan pendidikan. Walaupun hingga kini masih ada yang memperdebatkan, apakah kewirausahaan dapat diajarkan dan ditularkan.

Hasil penelitian terkini memperlihatkan bahwa seorang wirausaha dapat diciptakan, tidak semata karena faktor genetik.

Pentingnya pendidikan dan kemauan kuat untuk persatuan Indonesia, dapat dimaknai sebagai spirit kewirausahaan yang sejalan dengan semangat pemuda saat itu.

Keempat, isi Sumpah Pemuda begitu kuat akan pentingnya identitas Indonesia. Tanah air satu, bangsa yang satu dan bahasa yang satu: Indonesia.

Semangat untuk mengangkat nama Indonesia tentunya juga mewarnai kewirausahaan Indonesia dengan lahirnya satu decacorn (Gojek) dan empat unicorn (Tokopedia, Buka Lapak, Traveloka dan Ovo), start-up business karya anak bangsa.

Walau siapa di balik investor usaha rintisan tersebut tidaklah melulu Indonesia, namun identitas Indonesia begitu kuat, seperti Gojek dan Buka Lapak, yang khas Indonesia. Demikian juga yang lain. Semangat Sumpah Pemuda mewarnai bisnis kaum muda.

Terakhir, spirit kewirausahaan sejalan dengan makna Sumpah Pemuda yang menggambarkan kecintaan kaum muda waktu itu akan Indonesia. Kini kaum muda menunjukkan kecintaan pada negara ini dengan berbagai inovasi bisnis yang menggerakkan perekonomian Indonesia.

Gojek, Tokopedia dan kawan-kawan telah memperlihatkan hal itu. Menciptakan jutaan lapangan kerja baru dan mendemokratisasi ekonomi Indonesia melalui platform digital. Di tengah kondisi krisis ekonomi akibat pandemi, kontribusinya kini tidak dapat dipandang sebelah mata.

Uraian ini makin menggambarkan bahwa makna Sumpah Pemuda tetap aktual dan relevan dengan kondisi terkini.

Semangat kewirausahaan kaum muda Indonesia dengan serangkaian kreativitas dan inovasi yang mengemuka, menjadi wujud nyata, cara memaknai Sumpah Pemuda yang dikumandangkan 92 tahun yang lalu. Gaungnya masih terasa hingga kini.

Franky Selamat
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com