Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Memaknai Sumpah Pemuda dari Spirit Kewirausahaan

Kompas.com - 27/10/2020, 05:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

SETIAP tanggal 28 Oktober kita memperingati hari Sumpah Pemuda. Bagi yang telah terjebak di dalam rutinitas tahunan, sepertinya tidak ada hal yang baru lagi hadir, selain selalu mengingatkan kita akan semangat para pemuda pada waktu itu.

Semangat untuk mengikrarkan kecintaannya kepada Indonesia dan mengukuhkan betapa pentingnya persatuan Indonesia.

Di dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 para pemuda berikrar untuk memegang teguh: bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, Indonesia.

Jika kita kaitkan dengan nuansa kekinian, di balik makna Sumpah Pemuda pada masa itu, terdapat relevansinya dengan spirit kewirausahaan yang begitu menggema di kalangan muda Indonesia dewasa ini.

Baca juga: Menteri Teten: Wirausaha Merupakan Pilihan Tepat!

Pertama, sejak dahulu, pada Kongres Pemuda I dan II, pemuda telah menjadi motor penggerak perubahan bangsa.

Ketika itu para pemuda menyadari bahwa perjuangan yang dilakukan organisasi secara kedaerahan dan sendiri-sendiri tidak efektif, tidak memberikan efek pemukul terhadap kolonialisme Belanda. Para pemuda harus bersatu. Pemikiran tersebut datang dari kalangan pemuda.

Kini, kalangan muda Indonesa dengan bisnis rintisannya (startup business) menawarkan kebaruan model bisnis yang dijalankan. Menawarkan pemikiran dan penawaran baru yang menerobos model konvensional.

Kaum muda menjadi pelopor dalam pemikiran inovatif tentang kewirausahaan yang memberikan nilai tambah berlimpah.

Sejak Kongres Pemuda I pada 1926 dan Kongres Pemuda II pada 1928, kaum muda selalu menjadi motor penggerak perubahan, hingga sekarang.

Kedua, para pemuda pada Kongres Pemuda I dan II telah menyadari bahwa mereka tidak mungkin berjuang sendiri-sendiri.

Mereka harus bersatu dan berkolaborasi, jika menginginkan hasil yang jauh lebih efektif. Demikian pula di dalam kewirausahaan. Kolaborasi di dalam tim menjadi sebuah keniscayaan.

Seperti yang dikemukakan Allen (2012), bahwa bekerja di dalam tim akan memberikan banyak keuntungan: pertama, usaha yang intens dapat dibagi antar anggota tim, sehingga tiap anggota tim dapat lebih fokus mengerjakan tugas yang diembannya. Hasilnya tentu akan jauh lebih baik ketimbang bekerja sendiri-sendiri.

Kedua, jika ada anggota tim yang berhalangan atau mundur di tengah jalan, usaha tetap berjalan. Ketiga, dengan anggota tim yang memiliki kemampuan beragam, kemampuan tim akan jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan dijalankan seorang diri.

Keempat, tim yang terlatih akan membangun legitimasi terutama di mata investor. Terakhir, kemampuan tim akan lebih bagus di dalam mengambil keputusan dan menganalisis informasi, daripada dijalankan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com