Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik, Uang Beredar September Capai Rp 6.742,9 Triliun

Kompas.com - 27/10/2020, 13:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian alias uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada September 2020.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi B, Onny Widjanarko mengatakan, pertumbuhan didukung oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi.

Tercatat, posisi M2 Rp 6.742,9 triliun atau atau tumbuh sebesar 12,3 persen (yoy) pada September 2020. Meski, pertumbuhannya melambat dari 13,3 persen (yoy) dibanding bulan sebelumnya.

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan M1 sebesar 17,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Agustus 2020 sebesar 19,3 persen (yoy), dipengaruhi melambatnya simpanan giro Rupiah," papar Onny dalam siaran pers, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Lakukan 6 Hal Ini supaya Uang Rp 100.000 Beranak Pinak

Onny menyebutkan, pertumbuhan uang kuasi juga melambat, dari 11,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 10,6 persen (yoy) pada September 2020.

Sementara itu, surat berharga selain saham pada September 2020 terkontraksi sebesar 13,9 persen (yoy). Namun kontraksi tidak sedalam bulan sebelumnya, yakni sebesar 18,7 persen (yoy).

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada September 2020 didorong oleh peningkatan ekspansi keuangan pemerintah.

"Peningkatan ekspansi keuangan pemerintah tercermin pada pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang mengalami tren peningkatan, dari 65,1 persen (yoy) pada Agustus 2020 menjadi 76,7 persen (yoy) pada September 2020," papar Onny.

Selain itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 16,7 persen (yoy) pada September 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus 2020 sebesar 13,8 persen (yoy).

"Sementara itu, pertumbuhan kredit pada September 2020 tercatat sebesar -0,4 persen (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,6 persen (yoy)," sebutnya.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani soal Reformasi Kemenkeu: Dulu Urus Pencairan Anggaran Perlu Bawa Map Isi Uang Sogokan...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+