Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Diproyeksi Negatif 4,4 Persen, Ketidakpastian Meningkat

Kompas.com - 27/10/2020, 14:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pertumbuhan ekonomi global yang terkontraksi pada tahun ini menandakan semakin dalamnya ketidakpastian ekonomi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019, ketika pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 3 persen, sudah merupakan kondisi yang penuh ketidakpastian.

Saat itu, angka pertumbuhan tersebut bahkan paling lambat sejak krisis keuangan global di 2008.

Baca juga: 1 Tahun Kabinet Indonesia Maju, Pertanian Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi

Kini Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh negatif 4,4 persen pada 2020. Proyeksi itu seiring dengan tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

"Jadi kontraksi ini tentu cukup dalam kalau dibandingkan tahun-tahun lalu ketika pertumbuhan ekonomi dunia masih di sekitar 3 persenan, tumbuh positif, itu kita masih tetap hadapi ketidakpastian. Sekarang dengan kontraksi 4,4 persen maka ketidakpastian lebih dalam," ujar Suahasil dalam webinar Bulan Inklusi Keuangan, Selasa (27/10/2020).

Ia mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia pun tak lepas dari ekonomi global, dan dipastikan ekonomi nasional turut mengalami kontraksi pada tahun ini.

Kendati demikian, perekonomian akan cenderung lebih baik di akhir tahun 2020.

Baca juga: Janji Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Meroket 7 Persen dan Realisasinya pada 2015-2020

Kemenkeu memproyeksikan pada kuartal III, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Angka ini lebih dalam jika dibandingkan proyeksi awal yakni minus 2,1 persen hingga 0 persen.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Sebelumnya, proyeksi berada di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

"Kita perkirakan, kontraksi ekonomi Indonesia akan ada di 2020, dan sejalan dengan pemulihan kontraksi akan mengecil ke ujung 2020," ujarnya.

Suahasil mengatakan, pemulihan ekonomi sudah mulai nampak sejak Juli 2020, seiring pemerintah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pelaku usaha sudah mulai kembali melakukan produksi, khususnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ia meyakini, pemulihan ekonomi terjadi secara gradual, sejalan dengan terciptanya rasa aman di tengah-tengah masyarakat lewat penerapan protokol kesehatan.

“Secara gradual m embuat kita lebih yakin lakukan kegiatan ekonomi dan produksi dengan jaga protokol kesehatan, sehingga ekonomi berangsur pulih, sampai dengan nanti dapat vaksin,” tutup Suahasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com