JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan finalisasi master plan untuk periode 2021-2025, yang disusun sejak akhir tahun 2019 berdasarkan hasil diskusi dengan para stakeholders.
Sebagai upaya untuk terus bertumbuh, BEI menerapkan sejumlah inisiatif dalam 4 pilar utama, antara lain meningkatkan efisiensi sebagai Bursa Efek dalam penggalangan dana dan aktivitas perdagangan untuk menarik partisipasi yang lebih besar.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, efisiensi ini dapat meliputi serangkaian inisiatif yang ditujukan untuk mengoptimalkan core function Bursa, baik dari sisi supply dan demand.
“Kami ada 4 pilar, pilar pertama lebih mengoptimalkan bursa dari sisi supply dan demand , baik di pasar reguler dan pasar skunder. Jadi kami mengoptimalkan core function bursa,” ungkap Inarno melalui konferensi video, Selasa (27/10/2020).
Baca juga: Ekonomi Global Diproyeksi Negatif 4,4 Persen, Ketidakpastian Meningkat
Pilar kedua, mengembangkan area pertumbuhan baru, termasuk Pasar Modal Syariah. Hal ini terkait dengan inisiatif Bursa dalam pengembangan produk baru meliputi Derivatif, ETF, serta layanan di bidang Pasar Modal Syariah.
“Kami betul-betul ingin fokus melakukan serangkaian inisiatif dan program kerja terkait dengan area pertumbuhan baru yang secara umum akan membuat perusahaan menjadi lebih lengkap dari sisi pelayanan, dan produk yang ditransaksikan,” kata Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi.
Pilar ketiga yakni memperluas cakupan layanan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan pelaku pasar. Pilar ini berkaitan dengan inisiatif yang ditujukan untuk pengembangan di luar core utama Bursa dan mengikuti tren bursa saham global.
Hasan menyebut, hal ini terkait dengan inisiatif pengembangan indeks baru, optimalisasi layanan data, serta pengembangan sistem perdagangan untuk Pasar Obligasi, Pasar Uang, dan Pasar Valas.
Baca juga: Diakuisisi Coca-Cola European, Coca-Cola Amatil Dihargai Rp 97 triliun
Sementara pilar keempat yakni menjaga pasar yang teratur melalui tata kelola dan pengawasan berteknologi tinggi. Pilar ini merupakan pilar yang sangat penting, yaitu bagaimana bursa mengedepankan pasar yang teratur melalui tata kelola dan pengawasan berteknologi tinggi untuk mendukung pengembangan pasar ke depan.
“Masa pembatasan akibat pandemi Covid-19, pendekatan digital sangat efektif dan akan kami lanjutkan di masa mendatang. Ini juga meningkatkan likuiditas pasar dan belakangan ternyata menunjukkan tren kenaikan dengan menjadikian pasar kita lebih efisien dan menjadi pasar yang lebih mudah untuk diakses,” ungkap dia.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah 2 pondasi utama untuk mendukung keempat pilar tersebut, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi tinggi dan kapabilitas infrastruktur IT yang andal dalam memenuhi pengembangan 5 tahun ke depan.
Pengembangan yang akan dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2021 masih mempertimbangkan perkembangan penanganan Covid-19 sampai dengan tahun 2021 di Indonesia.
Baca juga: Ini Hak-hak Konsumen Saat Belanja Online
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.