Adapun tujuan utama ekspor Indonesia. kata Agus, masih didominasi Republik Rakyat Tiongkok 18,37 persen, Amerika Serikat 12,14 persen, dan Uni Eropa 8,56 persen.
Baca juga: 8 Strategi Mendag Genjot Ekspor di Tengah Pandemi
“Capaian kinerja perdagangan ini tentunya cukup menggembirakan di tengah pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia,” sambung Agus.
Dalam acara tersebut, Mendag Agus menyampaikan pula apresiasinya kepada PT Paragon Technology and Innovation.
Hal itu karena perusahaan tersebut mampu meningkatkan ekspor produknya walaupun sedang berada di tekanan pandemi dan perlambatan ekonomi dunia.
Sebagai informasi, PT Paragon Technology and Innovation telah mengekspor produk kosmetik dan perawatan wajah dengan merek Wardah senilai Rp 22,9 miliar
Tak sampai di situ saja, merek Wardah pun telah menerima berbagai penghargaan.
Baca juga: Mendag: Krisis Jadi Momentum Kebangkitan Waralaba Indonesia
Beberapa penghargaan tersebut yaitu Pioner Kosmetik Halal di Indonesia dan Halal Top Brand dari Kementerian Agama bersama Lembaga Pengkajian Pangan (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lalu penghargaan Global Fastest Growing Brand dari Incosmetics Paris, Indonesia Original’s Brand and Customer Choice dari majalah Swa, Campaign of the Year dari Beauty Asia.
Mendag menuturkan, masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor produk kosmetik Indonesia secara global.
"Pasalnya, permintaan dunia untuk produk kosmetik dan parfum pada 2019 tercatat sebesar 82,40 miliar dollar AS," jelas Agus.
Baca juga: Di Pertemuan G20, Mendag Tekankan Pentingnya Kemudahan Akses Vaksin Covid-19
Sementara itu, menurut Agus, ekspor produk kosmetik Indonesia sendiri berhasil mencatatkan nilai ekspor 135,67 juta dollar AS pada periode Januari hingga Agustus 2020.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, negara tujuan ekspor utamanya, yaitu Thailand dengan pangsa 18,89 persen dari total ekspor, Singapura 16,58 persen, dan Malaysia 10,71 persen.
Baca juga: Atasi Permasalahan UMKM, Mendag: Pemerintah Berkomitmen Perluas Pasar Produk UMKM
"Selanjutnya, diikuti Filipina sebesar 9 persen dan Jepang 6,04 persen," jelas Agus.
Adapun untuk mengantisipasi terjadinya resesi, Mendag menyatakan, Kemendag mengeluarkan beberapa kebijakan.
Kebijkan itu antara lain menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok (bapok) serta meningkatkan konsumsi masyarakat.
Baca juga: Meski PSBB Transisi, Resesi Ekonomi Bikin Mal Tetap Sepi