Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi: Ekonomi Syariah Potensial Perluas Penyerapan Tenaga Kerja

Kompas.com - 28/10/2020, 16:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berpeluang besar memperluas penyerapan tenaga kerja.

Menurut Jokowi, penyerapan tenaga kerja bisa dimaksimalkan baik dari sektor riil, padat karya, hingga industri halal lantaran Indonesia mempunyai banyak produk halal unggulan.

"Sangat potensial untuk memperluas penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru," kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Dalam Sebulan, 3 Relawan Jokowi Diangkat Jadi Komisaris BUMN

Sayangnya kata Jokowi, pengembangan itu belum bisa dimaksimalkan. Padahal produk makanan, kosmetik, maupun fashion halal sudah merajalela di Tanah Air.

Indonesia sendiri bertekad menjadi pusat fashion muslim terbesar di dunia.  Untuk itu lanjutnya, pengembangan perlu dilakukan secara integratif dan komprehensif, baik mengefisiensi regulasi, mempersiapkan sumber daya manusia, hingga membenahi ekosistem.

"Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk Islam terbesar di dunia, saya harap Indonesia mewujudkan sebagai center of excellent hub ekonomi syariah di tingkat global," kata Jokowi.

Informasi saja, pengembangan ekonomi syariah dinilai sangat menjanjikan lantaran penduduk muslim dunia akan bertambah. Diproyeksi mencapai 2,2 miliar jiwa dan akan semakin berkembang.

Pada tahun 2018, konsumsi produk halal di pasar dunia mencapai 2,2 triliun dollar AS dan diproyeksi terus berkembang mencapai 3,2 triliun dollar AS pada 2024.

Permintaan produk halal oleh konsumen muslim global pun mengalami peningkatan setiap tahunnya. The State of Global Islamic Economic Report 2019-2020 memperlihatkan, pengeluaran konsumen muslim dunia untuk pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta formasi halal mencapai 2,2 triliun dollar AS pada tahun 2018.

Indonesia sendiri merupakan konsumen produk halal terbesar di dunia. Kontribusinya mencapai 10 persen atau 214 miliar dollar AS dari pangsa pasar dunia.

Namun saat ini, berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, negara eksportir makanan dan minuman halal nomor satu di dunia masih ditempati oleh Brazil. Nilainya mencapai 5,5 miliar dollar AS. Kemudian disusul Australia sebesar 2,4 miliar dollar AS.

Baca juga: Kalah dengan Malaysia, Kadin Berharap Standar Halal Indonesia Bisa Diakui Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com