Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Yakin Ekonomi Syariah Bisa Dorong Indonesia Jadi Negara Maju

Kompas.com - 29/10/2020, 18:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran besar untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju di 2045. Hal ini seiring dengan digitaliasi yang turut dilakukan.

"Kami percaya bahwa baik digitalisasi maupun ekonomi dan keuangan Islam akan memainkan peran besar untuk mencapai tujuan menjadi negara maju pada tahun 2045," ungkapnya dalam webinar acara ISEF, Kamis (29/10/2020).

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki cita-cita untuk keluar dari statusnya saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income country) dan menjadi negara maju (high income country) 45 tahun kedepan. Tapi tentunya ada perjalanan panjang dan tantangan untuk mencapai itu.

Baca juga: Penetapan NIP CPNS, Ini Dokumen-dokumen yang Wajib Diunggah

"Kami tidak ingin terjebak dalam status negara berpenghasilan menengah atau middle-income trap," kata Sugeng.

Oleh sebab itu, digitalisasi dinilai menjadi salah satu pendorong utama bagi Indonesia untuk naik level. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki potensi besar di sektor ekonomi dan keuangan syariah yang bisa dimanfaatkan.

Potensi itu tercermin dari jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Terdapat 28.000 pesantren dengan lebih dari 2 juta santri.

Dari segi aksesibilitas, sekitar 133 persen penduduk Indonesia memiliki ponsel. Ini artinya satu orang dapat memiliki lebih dari satu ponsel.

Selain itu, terdapat pula 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, 163 BPR syariah, dan 4.500 lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia juga memiliki sisi suplai dan permintaan yang kuat di bidang ekonomi dan keuangan syariah, serta digitalisasi," kata dia.

Baca juga: Terus Merugi, Boeing Dikabarkan Bakal PHK 7.000 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com