Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Keuangan 4 Bank Besar di Kuartal III 2020, Mana yang Paling Cemerlang?

Kompas.com - 30/10/2020, 08:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah bank nasional sudah memaparkan kinerjanya di tengah pandemi Covid-19 hingga kuartal III 2020.

Beberapa di antaranya mengalami penurunan laba karena harus memupuk pencadangan, mengingat pandemi Covid-19 memungkinkan debitur sulit membayar kewajibannya di masa new normal.

Begitu pula dengan adanya kebijakan restrukturisasi kredit, meski diperpanjang hingga 31 Maret 2022.

Baca juga: Ada BPR Gagal, LPS Pastikan Kondisi Perbankan Masih Stabil

Namun, bank-bank tersebut masih mencatatkan kinerja positif di tengah banjirnya likuiditas.

Lantas, bank mana yang mencatat laba paling besar?

Hingga saat ini, ada 4 emiten bank besar yang telah melaporkan kinerja keuangan di kuartal III 2020, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

1. PT Bank Central Asia Tbk 

Dari 5 bank yang sudah melaporkan kinerjanya, Bank BCA mencatatkan laba paling besar dengan penurunan paling kecil, hanya satu digit.

Di kuartal ketiga 2020, bank bersandi saham BBCA ini membukukan laba Rp 20 triliun, atau turun 4,2 persen dari Rp 20,9 triliun secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama.

Baca juga: Perkuat Biaya Pencadangan, Laba BCA Turun 4,2 Persen

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya biaya pencadangan di tengah pandemi Covid-19.

Tercatat, BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau 160,6 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit.

Namun secara kuartalan, laba BCA masih tumbuh sebesar 37,8 persen (quartal to quartal/qtq) menjadi Rp 7,79 triliun, dari laba Rp 5,65 triliun di kuartal II 2020 dan Rp 6,58 triliun di kuartal I 2020.

Jika dilihat, penurunan laba yang hanya satu digit ini tak terlepas dari tumbuhnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 9 persen (yoy) dari Rp 37,4 triliun menjadi Rp 40,8 triliun. Pendapatan non bunga (non interest income) pun masih tumbuh 3 persen (yoy) dari Rp 14,6 triliun menjadi Rp 15 triliun.

Baca juga: Genjot Pertumbuhan Kredit, BCA Berharap Banyak ke Segmen Korporasi

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri tercatat masih membukukan laba bersih sebesar Rp 14 triliun sepanjang kuartal III-2020. Realisasi mengalami penurunan sebesar 30,7 persen dibanding Rp 20,25 triliun di periode yang sama.

Penurunan laba bersih tersebut diikuti dengan merosotnya pendapatan operasional. Tercatat pada periode Juli hingga September 2020, pendapatan operasional Bank Mandiri sebesar Rp 62,9 triliiun atau turun 3,06 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Turunnya laba tak lepas dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang turun 4,1 persen mencapai Rp 42,16 triliun. Margin bunga bersih pun turun dari 4,68 persen dari sebelumnya 5,58 persen.

Baca juga: Kuartal III 2020, Laba Bersih Bank Mandiri Rp 20,2 Triliun, Turun 30,73 Persen

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penurunan laba paling dalam dibanding kedua bank BUMN tersebut. Pada kuartal III 2020, BNI mencatat laba Rp 4,32 triliun, turun 63,9 persen (yoy).

Menyusutnya laba hingga dobel digit ini disebabkan perseroan perlu membentuk pencadangan di tengah ketidakpastian akibat Covid-19.

Hal ini membuat rasio kecukupan pencadangan (coverage ratio) hingga Kuartal III 2020 berada pada level 206,9 persen, lebih besar dibanding kuartal III 2019 yang sebesar 159,2 persen.

Pencadangan perlu dibuat mengingat rasio kredit macet atau NPL BNI terkerek naik dari 1,8 persen menjadi 3,6 persen di kuartal III 2020. Khusus kredit korporasi, NPL meningkat menjadi 2,9 persen dari 1,1 persen pada posisi kuartal III 2019.

Baca juga: Kuartal III 2020, Laba Bersih BNI Rp 4,32 Triliun

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, YB Hariantono mengatakan, peningkatakan NPL disebabkan downgrade debitur-debitur yang diklasifikasikan dalam special mention loan atau kolektibilitas 2, terutama berasal dari segmen menengah dan korporasi.

"Peningkatannya disebabkan menurunnya kinerja debitur korporasi yang sebelumnya sudah diklasifikasikan dalam special mention loan, dan semakin terdampak oleh pandemi Covid-19, antara lain berasal dari sektor manufaktur," kata YB Hariantono beberapa waktu lalu.

4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Dari empat bank besar yang sudah merilis kinerjanya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menjadi satu-satunya bank yang mencatat pertumbuhan laba. Meski, laba tak sebesar ketiga bank di atas.

Dalam paparan kinerja, BTN mencatat perolehan laba bersih senilai Rp 1,12 triliun di kuartal III 2020. Laba ini melesat 39,72 persen secara tahunan dari Rp 801 miliar.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Laba BTN Tembus 39 Persen Capai Rp 1,12 Triliun

Maklum, peningkatan laba ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Beban bunga bank bersandi saham BBTN ini tercatat turun 3,49 persen yoy menjadi Rp 11,95 triliun.

Penurunan beban bunga tersebut ditopang oleh aksi korporasi dalam pemangkasan dana mahal. Pemangkasan tersebut mampu menekan Cost of Fund (CoF) hingga 70 basis poin (bps) sejak akhir 2019.

Strategi efisiensi yang dilakukan BTN juga mampu menekan angka Cost to Income Ratio (CIR). Pada September 2020, CIR BTN turun 141 bps dari 57,13 persen pada September 2019 menjadi 55,72 persen.

"Pertumbuhan DPK kami lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK nasional. Dengan adanya kondisi pendanaan yang lebih baik ini memungkinkan kita untuk menurunkan cost of fund. Di triwulan III, CoF menjadi 4,98 persen dari 5,68 persen di akhir tahun 2019," ujar Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com