Tren Rapat Virtual Berlanjut, Kekayaan Bos Zoom Naik Dua Kali Lipat

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga saham perusahaan penyedia layanan konferensi video Zoom saat ini melampaui salah satu perusahaan minyak dan gas kenamanaan dunia, ExxonMobil.

Sebab, bisnis Zoom di tengah pandemi meroket lantaran banyak orang di dunia yang harus melakukan berbagai kegiatannya di rumah karena ancaman pandemi virus corona (Covid-19).

Pada perdagangan saham hari Kamis, (29/10/2020) waktu setempat, valuasi pasar Zoom tercatat mencapai 139 miliar dollar AS sementara Exxon 138,9 miliar dollar AS.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Zoom Naikkan Target Pendapatan 2 Kali Lipat

Pada awal tahun ini, kapitalisasi pasar Zoom hanya sebesar 19 miliar dollar AS. Dalam satu tahun terakhir ini, Zoom juga mencatatkan pendapatan sebesar 1,35 miliar dollar AS.

Di sisi lain, Exxon menatatkan pendapatan sebesar 213,8 miliar dollar AS pada periode yang sama.

Dikutip dari Forbes, Jumat (30/10/2020) Exxon baru saja mengumumkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.900 karyawannya di Amerika Serikat. Upaya tersebut dilakukan untung mengurangi biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi di tengah pandemi.

Seperti perusahaan energi lain, operasional Exxon saat ini berada dalam tekanan akibat pandemi. Banyak perusahaan energi seperti Exxon yang mengurangi karyawan, serta menahan pembagian dividen untuk meningkatkan kemampuan keuangan mereka.

Baca juga: Laba Zoom Meroket di Tengah Pandemi Covid-19

Di sisi lain, pendiri Zoom Eric Yuan dalam tiga bulan terakhir mengalami peningkatan nilai kekayaan hingga dua kali lipat.

Sejak masuk dalam daftar orang 400 orang terkaya di Amerika Serikat pada 24 Juli 2020 lalu, nilai kekayaan Eric Yuan meningkat dua kali lipat, yakni dari 11 miliar dollar AS menjadi 21,3 miliar dollar AS.

Kekayaan Yuan melonjak seiring dengan bisnis Zoom yang tumbuh dengan sangat cepat karena jutaan orang yang bekerja dari rumah terus bergantung pada konferensi video.

Zoom adalah salah satu saham berkinerja terbaik sejauh ini pada tahun 2020, sebagian besar bertahan dari aksi jual yang disebabkan pandemi pada bulan Maret dan meningkat lebih dari 600 persen sepanjang tahun.