Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjabat Mendagri dan Mantan Kapolri, Berapa Kekayaan Tito Karnavian?

Kompas.com - 30/10/2020, 10:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber LHKPN

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak mengenal Tito Karnavian. Namanya mulai banyak dikenal publik Tanah Air setelah menjabat sebagai Kapolda Metro pada periode 2015-2016. Kariernya di kepolisian sendiri banyak dihabiskan di unit reserse.

Kampung halamannya berada di Sumatera Selatan. Tito Karnavian merupakan jebolan Akpol pada tahun 1987 dengan predikat lulusan terbaik atau penerima bintang Adhi Makayasa. Penugasan pertamanya sebagai anggota polisi yakni di Polres Jakarta Pusat.

Sebagaimana peraih bintang Adhi Makayasa lainnya, kariernya terbilang cepat. Beberapa jabatan strategis yang pernah diembannya antara lain Sespri Kapolri, Kapolres Serang, Kapolda Papua, Kapolda Metro Jaya, Kepala BNPT, hingga puncaknya ditunjuk menjadi Kapolri menggantikan Badrodin Haiti.

Saat masih berpangkat AKBP, Tito Karnavian juga sempat memimpin detasemen 88 Anti Teror Polda Metro Jaya. Kesuksesannya dalam melumpuhkan gembong teroris Azahari membuat dirinya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes.

Baca juga: Mengintip Harta Kekayaan Panglima TNI Hadi Tjahjanto

Sebelumnya, Tito juga sukses memimpin penangkapan Tomy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto yang terkait kasus pembunuhan Hakim Agung Safiudin.

Kini, selepas dari jabatan Kapolri, ia dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Kabinet Indonesia Maju.

Sebagai Mendagri dan mantan Kapolri, berapa harta kekayaan Tito Karnavian?

Total harta kekayaan terakhir yang dilaporkan Tito Karnavian yakni sebesar Rp 18,09 miliar atau tepatnya Rp 18.090.466.263 dengan jabatan sebagai Mendagri pada Desember 2019.

Baca juga: Penasaran Berapa Gaji Polisi Berpangkat Jenderal?

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta kekayaan Tito Karnavian mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Saat masih menjabat sebagai Asisten Perencanaan Umum dan Anggaran Kapolri pada November 2014, harta yang dilaporkan Tito yakni sebesar Rp 7,72 miliar.

Berikutnya saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada tahun 2016 atau sebelum menjabat sebagai Kapolri, harta kekayaan yang dilaporkannya yakni sebesar Rp 10,29 miliar.

Berbeda dengan profil kekayaan pejabat tinggi negara pada umumnya yang aset terbesarnya berasal dari properti, harta kekayaan Tito paling banyak disumbang dari kas dan setara kas yang nilainya Rp 9,53 miliar.

Baca juga: Mengintip Besaran Gaji Polisi, Lengkap dari Tamtama hingga Jenderal

Aset terbesar kedua dikontribusi dari kepemilikan tanah dan bangunan senilai Rp 8,29 miliar. Ada 11 bidang tanah dan bangunan yang dilaporkan Tito dalam LHKPN.

Aset properti tersebut tersebar paling banyak di Kota Palembang. Sisanya berada di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang. Sebagian besar propertinya merupakan hasil sendiri, sisanya berasal dari hibah tanpa akta.

Yang menarik, Tito Karnavian melaporkan kepemilikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Ia hanya melaporkan memiliku harta bergerak lain yang taksiran nilaainya sebesar Rp 260 juta.

Dia tercatat juga tidak memiliki kekayaan berupa surat berharga, serta tidak memiliki utang dalam laporan LHKPN yang dibuatnya.

Baca juga: Berapa Gaji Presiden dan Wakil Presiden Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber LHKPN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com