NEW YORK, KOMPAS.com - ExxonMobil berencana melakukan perampingan pegawai yang tersebar di berbagai negara, sebagai respon masih rendahnya harga minyak mentah akibat kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19.
Perusahaan minyak dan gas (migas) yang bermarkas di Texas itu mengumumkan rencana memangkas (PHK) 1.900 pegawai di Amerika Serikat (AS), dengan cara pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun penawaran pensiun dini.
Dikutip dari CNN, Jumat (30/10/2020), perampingan dilakukan sebagai salah satu langkah yang restrukturisasi dilakukan perusahaan selama satu tahun ke belakang guna merespon Covid-19.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Membaik, Penerimaan Negara Capai Rp 102 Triliun
Sebelumnya, ExxonMobil juga telah mengumumkan, perusahaan akan melakukan perampingan terhadap lebih dari 14.000 pegawai dan juga kontraktor di seluruh dunia pada akhir 2022.
Rencana pemangkasan tersebut setara dengan 15 persen total tenaga kerja ExxonMobil pada 2019, yang mencapai 88.000 pegawai dan kontraktor.
"Langkah ini akan menciptakan biaya operasional perusahaan yang lebih kompetitif dalam jangka panjang dan membantu perusahaan melalui kondisi pasar yang masih belum dapat diprediksi," tulis manajemen Exxon, dikutip Jumat.
Pengumuman PHK disampaikan Exxon, menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan Kamis (29/10/2020) waktu setempat, harga minyak mentah acuan AS, merosot ke level 35 dollar AS per barel, terburuk selama 4 bulan terakhir.
Imbas dari turunnya harga minyak mentah, perusahaan migas asal AS lainnya, Chevron, juga berencana melakukan perampingan serupa.
Rencananya, perusahaan yang bermarkas di California itu akan memangkas seperempat pegawai perusahaan yang baru diakuisisi-nya, Noble Energy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.