Pada kesempatan tersebut, Jerry mengingatkan, generasi muda harus mempersiapkan diri dalam memasuki revolusi industri 4.0.
“Pada fase ini, kegiatan produksi dan konsumsi menjadi lebih terintegrasi melalui penggunaan wireless atau teknologi nirkabel dan big data atau mahadata secara masif.
Tak hanya itu, lanjut dia, revolusi industri 4.0 juga telah menyebabkan perubahan mendasar dan sistemik.
“Ini biasa kita kenal dengan istilah disrupsi teknologi. Serba otomatisasi dan digitalisasi, serta penggunaan kecerdasan artifisial,” ujar Jerry.
Baca juga: Ringankan Beban Eksportir, Kemendag Bebaskan Tarif Penerbitan SKA
Seluruh perubahan itu, lanjut Jeryy, tentu menjadi tantangan dan sekaligus menjadi peluang yang harus diambil agar Indonesia tidak tertinggal dari negar-negara lain.
“Dalam konteks perekonomian dunia, revolusi industri 4.0 telah menyebabkan terjadinya peralihan lapangan kerja dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang seperti Indonesia,” ungkap Jerry.
Tidak hanya itu, Jerry mengungkapkan, terjadi pergeseran dari perdagangan offline atau luring menjadi online atau daring. Ini menandakan peralihan pola konsumsi dari toko konvensional ke toko daring.
“Pasalnya, sejak Maret 2020, di masa pandemi Covid-19, perdagangan secara niaga el (daring) atau e-commerce (niaga elektronik) merupakan bagian dari revolusi industri 4.0 yang menjadi sumber ekonomi baru di dunia,” kata Jerry.
Baca juga: Kemendag: Covid-19 Sering Jadi Alasan untuk Hambat Ekspor Pangan dari Indonesia
Berdasarkan survei global We Are Social pada Juli 2020, sebanyak 51 persen dari generasi Z, yaitu penduduk usia 16-24 tahun memiliki frekuensi terbesar dalam melakukan belanja daring.
Sejalan dengan survei global tersebut, kata Jerry, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa niaga-el Indonesia berkembang lebih cepat selama masa pandemi Covid-19.
"Berdasarkan data BPS, terjadi peningkatan sebesar 42 persen dalam aktivitas belanja daring,” imbuhnya.
BPS juga mencatat sebanyak 9 dari 10 orang yang telah disurvei mengaku telah melakukan belanja secara daring.
Baca juga: Banjir Impor Pakaian dan Aksesori, Ini yang Dilakukan Kemendag
Bahkan, kata Jerry, data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 menunjukkan sektor digital tumbuh 10,88 persen di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif.
“Teknologi digital saat ini sudah mendominasi kegiatan ekonomi di dunia. Terutama saat seperti sekarang, karena adaptasi terhadap pandemi Covid-19 yang semakin cepat,” ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, seluruh masyarakat mencoba mendigitalisasi guna memenuhi kebutuhan dalam kegiatan ekonomi.