Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Jangan Beli Produk Perancis!

Kompas.com - 31/10/2020, 13:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Turki seolah tak pernah kehabisan tenaga untuk menyerukan boikot produk Perancis. Sejak sepekan terakhir, mantan Wali Kota Istanbul itu tak henti-hentinya meminta negara-negara muslim menyingkirkan produk impor asal Perancis di pasaran.

"Jangan pernah memberikan keuntungan untuk barang berlabel Perancis. Jangan membelinya," ucap Erdogan di Ankara seperti dilansir dari BBC, Sabtu (31/10/2020).

Dalam seruan boikotnya tersebut, Erdogan menggambarkan kalau kondisi umat Islam di Eropa saat ini mirip dengan persekusi pada kaum Yahudi sebelum Perang Dunia II.

Ajakan Erodgan tersebut muncul setelah Presiden Perancis, Emmanuel Macron, melontarkan pernyataan yang dianggap menghina Islam. Perancis sendiri adalah rumah bagi populasi muslim terbesar di Eropa.

Baca juga: Heboh Wacana Boikot, Ini Deretan Merek Terkemuka Prancis di Indonesia

"Para pemimpin Eropa harus mengingatkan Presiden Perancis untuk menghentikan kampanye kebenciannya," kata Erdogan dalam pidatonya yang berapi-api. 

Dengan melakukan boikot produk Perancis, diharapkan perusahaan-perusahaan multinasional negara itu akan memberikan tekanan kepada Presiden Perancis.

Boikot di negara-negara Arab

Sebelumnya, sejumlah asosiasi dagang di negara-negara Arab melakukan boikot terhadap produk-produk Perancis.

Diberitakan Al Jazeera, setelah seruan boikot produk Perancis dari para pengusaha dan asosiasi bisnis, sejumlah toko-toko ritel dan supermarket menarik produk-produk buatan Perancis dari rak-rak penjualan.

Baca juga: Selama Diperintah Erdogan, Bagaimana Sebenarnya Kondisi Ekonomi Turki?

Tampak dalam beberapa foto-foto yang beredar, rak swalayan di berbagai negara Arab yang berisi produk impor Perancis dikosongkan.

Seruan tagar #NeverTheProphet dan #BoycottFrenchProducts menggema di lini masa pengguna media sosial di negara-negara Arab, seperti Aljazair, Mesir, Irak, Palestina, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Qatar.

Di Kuwait, Ketua Dewan Al-Naeem Cooperative Society memutuskan bahwa asosiasinya akan memboikot semua produk Perancis dan menyingkirkannya dari supermarket.

Asosiasi dagang, Dahiyat al-Thuhr, mengambil langkah yang sama. Dia menyebut kebebasan berekspresi tak bisa disamakan dengan penghinaan pada agama yang menyakiti umat Islam.

Baca juga: MUI Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Ajakan Boikot Produk Perancis

"Berdasarkan pada posisi yang diambil Presiden Perancis dan dukungannya secara jelas terhadap kartun yang menyerang Rasul yang kami cintai, kami sudah memutuskan untuk menghapus semua produk Perancis dari pasar hingga waktu yang tidak ditentukan," tegas Dahiyat al-Thuhr dalam keterangannya.

Sementara itu di Qatar, Wajbah Dairy, menegaskan untuk ikut dalam boikot produk Perancis dan menggantinya dengan produk buatan negara lain.

"Kami telah menarik produk Perancis dari rak hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis Al Meera Consume Goods Company, sebuah perusahaan perdagangan barang-barang kebutuhan pokok asal Qatar.

"Kami menegaskan bahwa sebagai perusahaan nasional, kami selalu bekerja sesuai dengan visi yang sejalan dengan agama kami, adat istiadat, dan tradisi luhur. Itulah cara kamu melayani negara dan keyakinan kami yang sejalan dengan aspirasi para pelanggan kami," kata Al Meera.

Baca juga: Erdogan, Hagia Sophia, dan Krisis Ekonomi Turki

Sebelumnya, Gulf Cooperation Council (GCC) menggambarkan pernyataan Emmanuel Macron sebagai penyebar kebencian dan tidak bertanggung jawab.

"Pada saat upaya harus diarahkan untuk mempromosikan toleransi, budaya, dan dialog antar-agama, justru (Emmanuel Macron) menyerukan untuk menerbitkan gambar penghinaan pada nabi (Muhammad). Semoga berkah dan damai menyertai," kata Sekretaris Jenderal GCC, Nayef al-Hajraf.

Merespons aksi boikot produk Perancis yang masif di berbagai negara, pemerintah Perancis sendiri pun telah meminta aksi pemboikotan diakhiri. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan seruan "tak berdasar" untuk boikot itu "didorong oleh kelompok minoritas radikal".

Baca juga: Asosiasi Dagang Negara-negara Arab Kompak Boikot Produk Prancis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com