Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Selamat Datang Jurassic Park di Pulau Rinca

Kompas.com - 31/10/2020, 16:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Sesudah itu berbagai ekspedisi diadakan oleh para sarjana, di antaranya yang dipimpim oleh sarjana Amerika Douglas Burden dalam tahun 1926 dan ekspedisi yang dipimpin oleh sarjana Belanda Dr Jansen dalam tahun 1927.

Lain dari pada itu bekas Direktur Kebun Binatang Surabaya W Hompes pernah tinggal selama 3 bulan di Pulau Komodo untuk melakukan penyelidikan pada binatang ini.

Dalam beberapa hal isi laporan para sarjana di atas berbeda-beda, diantaranya dalam cara bagaimana Varanus komodensis mendapatkan makanannya, tegasnya apakah dia hidup hanya dari bangkai bangkai binatang yang ditemukannya, ataukah untuk dapat makanan itu ia harus mengalahkan binatang lain, yang akan dijadikan mangsa.

Baca juga: Bandara Komodo Bukan Dijual, Tapi Dikelola Swasta Selama 25 Tahun

Dari laporan Douglas Burden tidak dapat keterangan yang jelas mengenai soal ini, tetapi laporan Dr Jansen menyatakan bahwa Varanus komodensis melakukan serangan lebih dulu pada binatang yang akan dimakannya itu.

W Hompes menerangkan, bahwa selama 3 bulan ia ada di tengah-tengah kehidupan Varanus Komodensis di Pulau Komodo, ia tidak pernah melihat binatang itu makan binatang yang masih hidup dengan melakukan serangan terlebih dahulu pada binatang yang akan dijadikan mangsa.

Dengan binatang-binatang lain, misalnya dengan babi hutan atau rusa, Varanus komodensis dikatakannya kelihatan senantiasa rukun hidupnya dan malah acapkali berjalan bersama-sama.

Paling akhir ada laporan dari kepala jawatan perlindungan alam dan perburuan Dr A Hoogerwerf, yang telah mengadakan ekspedisi ke pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya dengan membuat film dokumenternya sekali, dari awal bulan Mei hingga akhir bulan Juli 1953.

Baca juga: Dicolek Wishnutama, Menhub Percepat Status Internasional Bandara Komodo

Menurut Dr A Hoogewerf dalam laporannya, Varanus Komodensis disamping makan bangkai binatang yang di tinggalkannya, juga binatang binatang yang masih hidup. Dikatakannya, bahwa ia sendiri telah menyaksikan bagaimana binatang itu dalam waktu dua puluh menit telah menelan seekor kera yang masih hidup.

Lebih lanjut dapat diterangkan, bahwa binatang itu sangat lambat besarnya. Lidahnya panjang, berwarna merah dan pada ujungnya bercabang dua.

Umurnya panjang, diduga sampai 100 tahun. Hidupnya di tempat yang berbatu batu. Gersang dan kurang air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com