Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Ala Revolt Industry

Kompas.com - 02/11/2020, 12:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Masa pandemi bukan waktunya kamu takut. Justru menjadi ajang unjuk gigi agar produkmu lebih dikenal luas. Agung sendiri berencana membuka toko offline untuk pertama kalinya di Surabaya sejak 6 tahun beroperasi.

Adapun saat ini, penjualan dilakukan via media sosial, e-commerce, dan toko-toko rekanan.

"Pasti saya dibilang gila (mengenai rencana saya membuka toko di masa pandemi). Tapi kalau kalah dengan situasi seperti ini, pasti ke depan akan ada situasi yang mengancam lagi. Adanya pandemi kita diajari mental," seloroh Agung.

Baca juga: Omzet Terpukul Pandemi, Pengusaha Minuman Ini Banting Setir Jual Ikan Cupang

4. Manfaatkan relasi

Sebisa mungkin sejak awal merintis bisnis, kamu sudah menjalin relasi dengan pebisnis lain, investor, maupun kolega terdekatmu. Karena relasi berperan dalam pengembangan bisnismu, atau ketika bisnisnya jatuh terpuruk.

Saat rumah produksi Revolt Industry mengalami kebarakan pada 2014 misalnya, pelanggan setia banyak memberikan bantuan materil maupun immateril.

Event-event internasional pun didapatnya dari pelanggan di luar negeri. Tercatat Revolt Industry kerap mengikuti event di Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.

"Di Yokohama itu karena kita dari tahun-tahun sebelumnya sudah cari tau dan salah satu customer di Jepang kenal sama pihak penyelenggara, kita minta tolong. Event terakhir di Malaysia temen juga yang ajak. Mimpi kita adalah membawa produk karya anak bangsa bisa dikenal global," sebutnya.

5. Layani pelanggan sepenuh hati

Memberikan treatment yang baik untuk pelanggan, utamanya saat pandemi, mungkin semakin diperlukan. Apalagi di masa-masa awal, pengiriman barang dari dan ke luar negeri sempat terkendala karena adanya kebijakan lockdown.

Cara mudahnya, kamu bisa terus berkomunikasi dengan pelanggan mengenai masalah pengiriman ini. Komunikasi baiknya bukan hanya terjalin saat nomor resi terbit, tapi hingga barang benar-benar sampai kepada konsumen.

"Beri pemahaman saja, segala informasinya harus tersampaikan dengan benar. Mulai dari say hello saat mereka menghubungi. Jangan berhenti ketika barang dibeli, transaksinya selesai, dan ada nomor resi. Kita selalu, pantau, mengingatkan, dan bertanya barangnya sudah sampai atau belum," pungkas Agung.

Baca juga: Revolt Industry, Kisah 5 Sekawan Bisnis Kulit Sapi Beromzet Rp 700 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com