Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GSP Diperpanjang, Mendag: Eksportir Dapat Kepastian Tingkatkan Bisnis ke AS

Kompas.com - 03/11/2020, 17:55 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia, memberikan kepastian bagi eksportir dalam negeri untuk mengembangkan bisnisnya.

GSP merupakan fasilitas penurunan tarif bea masuk terhadap produk impor yang diterapkan secara unilateral oleh AS kepada negara berkembang, termasuk Indonesia.

Agus menjelaskan, pada April 2018, pemerintah AS memulai proses peninjauan kembali (review) GSP pada Indonesia.

Baca juga: Jika Trump Kalah Pilpres AS, Bagaimana Nasib Fasilitas GSP Indonesia?

Hingga akhirnya pada 30 Oktober 2020, lewat negosiasi selama 2,5 tahun, AS tetap memperpanjang fasilitas GSP Indonesia.

"Hasil akhir yang positif dari proses peninjauan kembali fasilitas GSP untuk Indonesia ini tentunya memberikan kepastian baik bagi eksportir Indonesia maupun importir AS, bahwa mereka dapat melanjutkan bahkan meningkatkan kegiatan bisnisnya," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (3/11/2020).

Agus mengatakan, saat pemerintah AS me-review fasilitas GSP Indonesia, pemerintah secara aktif melakukan serangkaian konsultasi dengan kantor United States Trade Representative (USTR).

Konsultasi dilakukan tidak hanya melalui komunikasi jarak-jauh, tetapi juga pertukaran kunjungan pejabat senior maupun pejabat tinggi kedua negara.

Di pihak Indonesia, upaya ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekenomian, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Otoritas Jasa Keuangan, serta Kedutaan Besar RI di Washington DC.

Agus menegaskan, selama proses review berlangsung, fasilitas GSP tetap dapat dinikmati Indonesia, dan keputusan akhir dari peninjauan kembali ini mempertegas bahwa Indonesia tetap dapat menikmati fasilitas GSP untuk beberapa tahun ke depan.

Fasilitas ini diberikan dalam bentuk pengurangan tarif bea masuk pada sejumlah produk Indonesia yang dinilai kurang berdaya saing di pasar AS dibanding produk yang sama atau sejenis dari negara lain di pasar AS.

"Ini tentunya perkembangan yang positif di tengah upaya kita untuk memperkecil dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian Indonesia maupun AS,” ujar Agus.

Baca juga: UKM Kita Bisa Ikut Turut Aktif Menikmati Fasilitas GSP ini...

Menurut Agus, Kemendag akan terus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, serta pelaku usaha dan industri untuk dapat meningkatkan variasi ekspor dan memanfaatkan pasar AS yang masih terbuka lewat fasilitas GSP.

Lantaran, selama ini dari 3.572 pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP, tercatat baru 729 pos tarif atau hanya 20,4 persen yang menggunakan tarif nol persen ke pasar AS.

Sisanya, hampir 80 persen belum dimaanfaatkan.

"Oleh sebab itu mengajak pelaku usaha termasuk UMKM untuk terus mengoptimalkan fasilitas GSP ke AS karena utilisasi GSP Indonesia saat ini masih belum maksimal," ujar Agus.

Adapun pada 2019 nilai ekspor Indonesia dengan fasilitas GSP mencapai 2,61 miliar dollar AS atau setara 13,1 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia ke AS yang berjumlah 20,1 miliar dollar AS.

Produk utama Indonesia yang menikmati fasilitas GSP di AS ini mencakup travel goods/tas senilai 408,2 juta dollar AS, perhiasan 392,1 juta dollar AS, produk elektronik 282 juta dollar AS, ban kendaraan 244,5 juta dollar AS, dan furnitur 147,9 juta dollar AS.

Indonesia adalah negara yang paling besar memanfaatkan program GSP di AS setelah Thailand.

Baca juga: Negosiasi Kesepakatan GSP Indonesia-AS Alot 2,5 Tahun, Ini Alasannya

Di tahun 2019, total nilai tariff saving yang seharusnya dibayarkan oleh importir AS atas impor dari Indonesia mencapai 142,1 juta dollar AS.

Besarnya manfaat dari tariff saving tersebut turut membuahkan dukungan dunia usaha AS agar Indonesia tetap mendapatkan GSP.

Adapun sepanjang Januari-Agustus 2020, nilai ekspor GSP Indonesia ke AS tercatat senilai 1,87 miliar dollar AS, atau naik 10,6 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.

Di tahun 2019, AS telah mencabut status GSP bagi India, Turki, dan Thailand (parsial), sehingga memberikan keunggulan komparatif bagi produk ekspor Indonesia dan berpeluang besar menjadi negara pengguna GSP terbesar di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com