Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirintis Saat Pandemi, Bisnis Limbah Kayu Ini Cetak Cuan Belasan Juta Rupiah Per Bulan

Kompas.com - 04/11/2020, 07:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Mesin yang digunakan adalah mesin CNC (Computer Numeric Control), yakni CNC laser engraver, CNC router, dan CNC 3D printer.

"Kebetulan saya passion di DIY, senangnya rakit-rakit. Jadi untuk modal awal beli alat segala macam tanpa lahan itu sekitar Rp 50 juta, karena kami menggunakan teknologi sendiri sebagai penunjang produksi," ungkap Erga.

Dilirik Gubernur Jateng

Penggunaan teknologi 4.0 dalam bisnisnya membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tertarik melihat bisnis yang digeluti Erga, dari sekian banyak bisnis UMKM di Jawa Tengah.

Ganjar yang sempat datang pada September lalu itu juga membantu mempromosikan UMKM lokal, tak terkecuali Jerawood. Satu pesannya yang diingat Erga adalah terus berinovasi menghadapi perubahan zaman.

Baca juga: Kamu Sulit Dapat Mitra Bisnis? Coba Lakukan Ini

"Pak Ganjar sangat mengapresiasi. Sangat mendukung. Pesan beliau terus dikreasikan dan diinovasikan," cerita Erga.

Tak lupa, Erga juga mengikuti program dari Dinas Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia KPw Jateng. Bisnisnya lolos kurasi dari dinas provinsi sehingga produknya dipasarkan pula melalui marketplace dinas.

Sementara dari program BI KPw Jateng, Jerawood berhasil lolos kurasi dan masuk dalam nominasi 100 besar UMKM unggulan Jawa Tengah. Program BI ini membuatnya banyak belajar tentang capacity building dan kiat-kiat agar UMKM lokal mampu menembus pasar global.

Info kurasi lagi-lagi mengandalkan kecanggihan era 4.0, yakni mencari informasi melalui internet. Bagi Erga, digitalisasi memiliki peranan penting bagi bisnis UMKM, utamanya yang baru berkembang seperti Jerawood.

Baca juga: Intip Bisnis Tas Daur Ulang Plastik yang Rambah Pasar Ekspor

"Sekarang proses semua pembelajaran terbuka lebar dan luas dengan adanya internet. Kreasi, inovasi, belajar cara membuat produk, meriset permintaan pasar, dan mencari target market, juga bisa melalui internet. Saya pribadi enggak akan lelah belajar," tuturnya.

Karena misinya memberdayakan masyarakat, Erga menggandeng komunitas komunitas pengrajin kayu di Magelang. Komunitas itu dipersilakan menampilkan produk di workshop galeri Erga.

Worskhop pun dia gunakan untuk memberdayakan dan mengedukasi masyarakat sekitar setiap bulannya. Pelajaran yang diberikan berupa cara merakit dan membuat suatu produk yang bisa diperjualbelikan, serta cara memfoto produk maupun memasarkan produk melalui internet.

"Kita masih mikro, baru berdiri 6 bulan. Omzetnya Alhamdulillah di kisaran Rp 15-20 juta per bulan," pungkasnya.

Baca juga: Kisah Umi, Pedagang Sayur yang Omzetnya Naik 50 Persen Setelah Beralih ke Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com