Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jual Green Sukuk Ritel ST007, Bisa Dibeli Mulai Rp 1 Juta

Kompas.com - 04/11/2020, 10:43 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah membuka masa penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu secara online, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST007.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman pun menjamin keamanan dari instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah tersebut.

Pasalnya, saat ini banyak tawaran investasi yang dinilai memiliki imbal hasil yang tidak masuk akal dan berisiko tinggi.

Baca juga: Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp 12,3 Triliun

"Ini diterbitkan pemerintah, sehingga insyaAllah aman. Kemudian saat ini banyak penawaran investasi yang too good to be true, atau abal-abal, ini Insya Allah aman karena diterbitkan pemerintah," ujar dia ketika peluncuran masa penawaran ST007 secara virtual, Rabu (4/11/2020).

Di laman resmi DJPPR dijelaskan imbal hasil atau kupon ST007 bersifat mengambang atau floating with floor dengan tingkat imbalan yang mengacu pada bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Minimum nilai pemesanan ST007 sebesar Rp 1 juta dengan nilai maksimal sebesar Rp 3 miliar.

Untuk periode pertama (yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2021 dan tanggal 10 Februari 2021) berlaku kupon sebesar 5,5 persen.

Imbal hasil tersebut berasal dari bunga acuan BI pada saat penetapan sebesar 4 persen ditambah spread yang ditetapkan sebesar 150 bps.

Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 5,50 persen tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

Baca juga: Selama 12 Tahun, RI Sudah Terbitkan Sukuk Negera Rp 1.538 Triliun

"Imbal hasilnya 5,5 persen dengan skema disebut floating with floor artinya saat ini 5,5 persen pakai acuan BI7DRRR jadi kalau kita seandainya nanti BI rate turun karena floating harusnya ikut turun tapi ada floornya sehingga tidak bisa lebih rendah dari 5,5 persen, kalau naik nanti disesuaikan. Per tiga bulan dilakukan (penyesuaian)," jelas Luky.

Tanggal pembayaran kupon dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.

Meski jatuh tempo pada 10 November 22 mendatang, investor bisa melakukan pencairan lebih awal atau early redemption pada 10 November 2021 mendatang. Nilai maksimal untuk pencairan awal yakni sebesar 50 persen.

Adapun masa penawaran ST007 sendiri akan berakhir pada 25 November 2020 mendatang pukul 10.00 WIB.

"Sukuk tabungan ini sifatnya adalah non tradable atau tidak dapat diperdagangkan selama dua tahun, tapi nanti ada jendela kesempatan untuk redemption di pertengahan tahun," jelas Luky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com