Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Perpanjang Fasilitas GSP, Peluang Genjot Ekspor Tekstil

Kompas.com - 04/11/2020, 12:01 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA,KOMPAS.com - Perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia akan menguntungkan bagi ekspor produk tekstil nasional. Apalagi selama ini pasar tekstil AS punya nilai yang besar.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menyebutkan, ekspor tekstil ke AS sekitar 35 persen dari total ekspor nasional setiap tahunnya sehingga pasar AS sangat penting. Namun demikian, Redma Gita Wirawasta, Sekjen APSyFI beranggapan, fasilitas GSP yang diberikan sebenarnya belum terlalu signifikan.

"Fasilitas GSP yang diberikan untuk tekstil dan produk tekstil (TPT), menurut saya tidak terlalu signifikan karena lebih banyak diberikan untuk produk-produk yang tidak dikonsumsi secara besar. Meskipun cukup bermanfaat untuk beberapa produk," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Rupiah Menguat Pagi Ini, Ada di Level Rp 14.514 Per Dollar AS

Jadi pengaruhnya, kata Redma, untuk ekspor tidak akan lebih dari 5 persen saja. Adapun jenis produk kain yang mendapatkan fasilitas GSP meliputi kain sutra, kain cotton yang dibuat dengan hand-loom, hand-loom karpet. Memang kebanyakan yang terkait dengan buatan tangan, sementara untuk produk tekstilnya kebanyakan sarung tangan dan produk kerajinan tangan, serta sedikit beberapa jenis pakaian wanita.

Mengenai kebijakan perdagangan Pemerintah AS, menurut Redma, di produk tekstil saat ini tidak terlalu protektif. Walau demikian, produk Indonesia masing kalah dari beberapa negara produsen lainnya yang mempunyai perjanjian dagang seperti Meksiko dan Vietnam.

Negara-negara tersebut punya perjanjian dagang dengan bea masuk lebih rendah bahkan sebagian besar 0 persen. Namun seiring terjadinya perang dagang AS - China, terjadi proteksi barang-barang dari China secara besar-besaran.

Hal itu dapat menjadi peluang negara lain untuk mempenetrasi pasar AS, termasuk produk tekstil asal Indonesia. Redma menilai, kebijakan presiden AS saat ini Donald Trump pun sebenarnya sangat nasionalis yang berorientasi melindungi pasar domestik.

Baca juga: Soal Kelanjutan Program Kartu Prakerja, Ini Penjelasan Pelaksana

"Ini membuat upaya penetrasi pasar kita ke AS menjadi sempit. Maka fasilitas GSP yang diberikan pun dipilah khusus untuk produk-produk yang memang mereka perlukan dengan jumlah konsumsi domestik yang tidak terlalu besar," katanya.

Bahkan saat ini ada upaya penerapan trade remedies untuk beberapa produk tekstil.

Kata Redma, pekan lalu, AS sedang menginisiasi penerapan anti dumping untuk benang tekstur polyester. Terciptanya dua kubu akibat pemilu di AS antara Trump dan Biden, menurut Redma, tidak akan memberikan dampak besar pada perubahan kebijakan perdagangan.

Ia melihat, dengan pasar domestik dan konsumsinya yang sangat besar serta neraca perdagangan defisit yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonominya ditambah dengan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, siapa pun Presiden AS terpilih sepertinya akan mengambil kebijakan yang sama. Meski ada kemungkinan kebijakan yang diambil Joe Biden jika ia menang tidak seketat Donald Trump. (Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat)

Baca juga: Daftar BLT UMKM, Ini Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Perpanjangan fasilitas GSP jadi peluang menggenjot ekspor produk tekstil ke AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com