Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Akan Diumumkan Besok, Apakah Sudah Pasti Resesi?

Kompas.com - 04/11/2020, 12:33 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pertumbuhan Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 besok, Kamis (5/11/2020).

Dalam undangan yang diterima Kompas.com, pengumuman pertumbuhan ekonomi akan dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube BPS Statistics.

Pengumuman laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode Juli hingga September 2020 ini telah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak.

Baca juga: Tak Terpengaruh Resesi, Realisasi Investasi Belanda di RI Capai 500 Juta Dollar AS

Pasalnya, publik tengah menanti kepastian apakah Indonesia akan terjerumus ke jurang resesi atau tidak.

Secara teoritis, salah satu indikator yang menandakan suatu negara dikatakan resesi adalah, realisasi pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut berada di level negatif.

Sebagaimana diketahui, pada kuartal II-2020, produk domestik bruto (PDB) tumbuh negatif 5,32 persen secara tahunan, akibat dampak negatif dari pandemi Covid-19.

Dengan demikian, apabila pada kuartal III-2020, PDB yang digunakan BPS sebagai indikator laju pertumbuhan ekonomi kembali tumbuh negatif, maka perekonomian Indonesia sudah dapat dikatakan memasuki resesi.

Sri Mulyani hingga Jokowi proyeksi ekonomi masih tumbuh negatif

Meskipun belum ada pengumuman resmi, pemerintah memproyeksikan PDB periode Juli hingga September 2020 masih akan tumbuh di level negatif.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, pada kuartal III, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Baca juga: Satu Tahun Jokowi, Resesi Ekonomi dan Kebebasan Berekspresi

Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.

“Kementerian Keuangan merevisi forecast untuk September, sebelumnya untuk tahun ini minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen. Forecast terbaru September untuk 2020 di minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen," ujar Sri Mulyani, Selasa (22/9/2020).

Proyeksi yang lebih mengerikan justru disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang kabinet Senin (2/11/2020).

“Di kuartal III kita juga mungkin sehari-dua hari ini akan diumumkan oleh BPS juga masih berada di angka minus. Perkiraan kita di angka minus 3 (persen),” kata Jokowi.

Dengan proyeksi-proyeksi yang disampaikan pemerintah tersebut, dapat dipastikan bahwa perekonomian Indonesia akan memasuki resesi.

Namun demikian, pengumuman resmi pertumbuhan ekonomi baru akan disampaikan BPS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com