JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan produksi siap jual atau lifting minyak bumi nasional sebesar 1 juta barrel per hari pada 2030.
Upaya untuk merealisasi target tersebut memiliki tantangan tersendiri, seperti masih merebaknya pandemi Covid-19, merosotnya harga minyak, hingga penurunan konsumsi bahan bakar mineral (BBM).
Untuk merealisasikan target tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah akan meningkatkan iklim investasi minyak dan gas (migas).
Baca juga: Menyelisik Rencana Jangka Panjang SKK Migas dalam Meningkatkan Produksi Minyak dan Gas
"Ini bukan target yang mudah, tapi dengan upaya kita bersama, Insya Allah akan tercapai. Untuk itu kita harus serius mengelola subsektor ini," kata Arifin dalam keterangan tertulis, Rabu (4/11/2020).
Kegiatan eksplorasi migas akan dilaksanakan secara lebih masif.
Diketahui, saat ini Indonesia memiliki 128 cekungan sediman migas, di mana 68 di antaranya belum dieksplorasi dan sebagian besar berada di wilayah Indonesia Timur.
"Ini menjadi jalan bagi kita mengatasi keterbatasan sumber daya migas di Indonesia sehigga mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor migas," ujar Arifin.
Upaya selanjutnya, Arifin menambahkan, bisa dilakukan dengan penerapan tekonologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Metode ini dinilai paling eksploitatif dalam membantu mengoptimalkan kinerja sumur-sumur tua.
Selain itu, Kementerian ESDM akan menggenjot pembangunan kapasitas kilang di Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.