Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Resesi, Ini 5 Instrumen Investasi yang Bisa Kamu Lirik

Kompas.com - 05/11/2020, 12:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III 2020 kembali minus, yakni -3,49 persen.

Dengan begitu, Indonesia resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 juga mencatat pertumbuhan -5,32 persen.

Perencana Keuangan Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengatakan, investasi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melindungi keuanganmu. Nyatanya saat resesi akibat Covid-19, masih ada lho beberapa instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan.

Namun tentu saja, pemilihan instrumen investasi perlu selektif. Pun disesuaikan kembali dengan rencana keuanganmu dan portofolio investasimu.

Baca juga: Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen, Indonesia Resmi Resesi

"Investasi di tahun 2020 memang perlu selektif, ya. Selektif bukan berarti kita tidak investasi sama sekali. Selektif artinya kita perlu lebih cermat dalam melakukan manajemen risiko dan disesuaikan dengan tujuan keuangan (baik dari segi risk, return, dan periode investasi)," kata Melvin kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Berikut ini instrumen-instrumen investasi yang masih bisa kamu pertimbangkan.

1. Saham

Berinvestasi pada saham mungkin jadi pilihan menarik buatmu. Pasalnya selama pandemi, banyak saham-saham yang terdiskon atau berada pada harga lebih murah, termasuk saham-saham blue chip, big cap, atau core stock.

Mungkin saja, keuntungan yang kamu dapatkan dalam jangka panjang akan lebih banyak. Tapi tetap, perhatikan profil risikonya.

"Pilih saham yang bisnisnya tidak terdampak signifikan dengan covid-19. Sesuaikan pilihan saham, terkait waktu recovery dengan periode investasi, yakni kapan uang investasi dibutuhkan," ucap Melvin.

2. Reksa dana

Sebagai investor pemula, banyak yang menyarankanmu berinvestasi di reksa dana. Investasi reksa dana ini bermacam-macam, seperti reksa dana saham, reksa dana pasar uang, atau reksa dana pendapatan tetap.

Jangan lupa, fokuslah pada reksa dana yang masih menghasilkan kinerja positif atau setidaknya menghasilkan perbaikan.

"Misalnya lihat sharpe ratio, draw down analysis, atau bahkan lihat information ratio," sebut Melvin.

3. Peer to peer lending

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com