Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Konsumsi Rumah Tangga Minus 4,04 Persen, Namun Mulai Membaik

Kompas.com - 05/11/2020, 12:40 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 kembali minus, yakni sebesar 3,49 persen.

Sebelumnya, pada kuartal II, realisasi laju perekonomian juga tercatat minus 5,32 persen.

Hal itu menunjukkan Indonesia resmi mengalami resesi atau pertumbuhan ekonomi mengalami minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, seluruh komponen pengeluaran Produk Domestik Bruto (PDB) hampir seluruhnya mengalami kontraksi.

Baca juga: Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen, Indonesia Resmi Resesi

Namun demikian, besaran kontraksi tersebut lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Untuk konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi masih minus 4,04 persen (yoy), sedikit membaik dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,52 persen (yoy).

"Konsumsi masih minus, tapi tidak sedalam kuartal II. Dan ini menunjukkan arah pemulihan ke arah yang positif," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).

Suhariyanto melanjutkan, konsumsi rumah tangga ini terkontraksi karena daya beli masyarakat yang juga masih rendah.

Meskipun dinilai mulai ada perbaikan dari kuartal sebelumnya.

Konsumsi rumah tangga ini juga menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi minus hingga 3,49 persen (yoy) di kuartal III. Sebab kontribusi konsumsi ke PDB sebesar 57 persen.

"Ini bisa dipahami bahwa konsumsi rumah tangga memiliki bobot yang besar ke pertumbuhan ekonomi, sementara konsumsi rumah tangganya masih kontraksi sebesar 4 persen," jelasnya.

Lebih rinci dijelaskan, dari sektor konsumsi rumah tangga,

Dari konsumsi rumah tangga tersebut, sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga mulai tumbuh positf 1,82 persen (yoy) di kuartal III 2020, disusul kesehatan dan pendidikan yang juga tumbuh 2,06 persen (yoy).

Baca juga: Indonesia Resesi, 5 Instrumen Investasi Ini Masih Bisa Kamu Perhitungkan

Sementara transportasi dan komunikasi masih mengalami kontraksi 11,56 persen (yoy). Namun demikian, angka itu mulai membaik dibandingkan kuartal II yang minus 15,33 persen (yoy).

Sektor restoran dan hotel juga masih minus 10,90 persen (yoy), meski membaik dari kuartal II yang minus 16,55 persen (yoy).

Begitu juga dengan pakaian dan alas kaki yang minus 4,27 persen (yoy), membaik dari kuartal sebelumnya yang minus 5,14 persen (yoy).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com