JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia resmi memasuki zona resesi, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 yang terkonraksi 3,49 persen.
Sejumlah orang pun menilai, resesi akan menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ke depannya.
Namun, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah, membantah pandangan tersebut.
Baca juga: Komite PC PEN: Dunia Alami Resesi Terhebat Sejak PD II
Pasalnya, pengumuman yang disampaikan oleh BPS hanya lah sebuah laporan semata. Adapun dampak dari kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 sudah dirasakan pada periode Juli-September.
"Resesi ini menurut saya tidak berdampak ke depan. Sekali lagi, resesi adalah stempel untuk yang sudah kita lalui," katanya kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Pieter tidak menyangkal pertumbuhan ekonomi yang negatif berdampak kepada terjadinya PHK dan juga peningkatan kemiskinan.
Kendati demikian, hal-hal tersebut sudah dilalui oleh Indonesia.
"Dampak dari kontraksi ekonomi pada triwulan dua dan triwulan tiga yaitu PHK dan meningkatnya kemiskinan sudah kita rasakan," ujarnya.
Lebih lanjut, Pieter memproyeksikan perekonomian ke depan akan terus tumbuh positif.
Hal tersebut terefleksikan dari sinyal positif pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 secara kuartalan, yakni 5,05 persen.
"Trend perbaikan ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan empat," ucapnya.
Baca juga: Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen, Indonesia Resmi Resesi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.