Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bitcoin, Cryptocurrency Ethereum 2.0 Segera Hadir, Apa Keunggulannya?

Kompas.com - 06/11/2020, 10:12 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aset kripto terpopuler setelah bitcoin adalah Ethereum, yang akan berevolusi menjadi Ethereum 2.0.

Ini merupakan sejarah besar bagi dunia cryptocurrency dan blockchain, bahkan dunia keuangan digital.

Jika tidak ada hambatan, transformasi Ethereum 2.0 akan masuk ke fase pertama pada Desember 2020.

Baca juga: Di Tengah Ketidakpastian Pilpres AS, Bitcoin Sentuh Harga Tertinggi Sejak 2018

CTO Indodax William Sutanto mengatakan, Ethereum menjadi tempat landasan untuk hampir seluruh aset kripto yang bergerak di decentralized finance (DeFi).

Menurut dia, Ethereum 2.0 akan menghasilkan banyak lagi pemain DeFi karena jaringan Ethereum 2.0 mampu menampung lebih banyak dan efisien.

Inilah mengapa Ethereum 2.0 akan menjadi sejarah penting bagi dunia cryptocurrency, blockchain, dan keuangan digital.

“Ethereum 2.0 akan menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi di Ethereum, misalnya scalling dan gas fee yang mahal. Jadi, Ethereum 2.0 akan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar untuk menampung jumlah transaksi dalam aplikasi-aplikasi DeFi. Kemudian, pemain DeFi akan terus bermunculan,” kata William siaran pers, Kamis (5/11/2020).

William menyatakan, teknologi DeFi yang dibenamkan di jaringan Ethereum merupakan sistem keuangan baru yang akan menyelesaikan permasalahan keuangan konvensional selama ini.

Meski saat ini hanya digemari oleh pegiat blockchain atau cryptocurrency saja, DeFi juga akan merambah dunia finansial lebih luas lagi.

DeFi adalah sistem keuangan terbuka dimana para developer bisa mengembangkan logika keuangan ke dalam blockchain.

DeFi dirancang untuk memecahkan masalah industri keuangan konvensional yang tertutup dan sangat tersentralisasi.

“Dengan memanfaatkan teknologi ini maka semua transaksi bisa dilakukan tanpa melibatkan oknum yang bisa saja bertindak curang terhadap aset nasabahnya. DeFi memungkinkan setiap nasabah memiliki kendali penuh terhadap aset yang dimilikinya,” jelas William.

Baca juga: Berkat PayPal, Harga Bitcoin Tembus Rp 190 Juta

William menambahkan, evolusi Ethereum 2.0 diprediksi akan mendorong kenaikan harga koin Ether (ETH).

Harga ETH saat ini masih berada di level Rp 5,8 juta di market Indodax.com.

ETH di sepanjang tahun ini sudah meningkat lebih dari 200 persen. Pada awal tahun 2020, harga ETH masih berada di level Rp 1,8 juta.

“Nantinya, bisa saja permintaan ETH meningkat sehingga harga ETH bisa saja naik secara drastis. Ini bisa juga mempengaruhi harga aset kripto lain karena orang-orang juga akan semakin paham kepada bitcoin, ETH, dan cryptocurrency lainnya,” kata William.

William mengatakan, ETH juga layak untuk dikoleksi mengingat besarnya fundamental dan utilitas aset kripto ini.

Selain itu, aset kripto terpopuler bitcoin juga meningkat lebih dari 100 persen. Kini, harga bitcoin masih bertahan di Rp 208 juta.

Pada awal tahun 2020, bitcoin hanya berada pada level Rp 99 juta.

“Bitcoin dan ETH adalah aset kripto yang paling aman sebagai sebuah investasi pada saat ini. Bitcoin adalah cryptocurrency paling tua dan sudah dianggap sebagai safe haven asset oleh banyak investor, yang statusnya bisa disandingkan dengan emas. Sedangkan Ethereum adalah jaringan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di dalam ekosistem blockchain,” ucap William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com