Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Investasi Dianggap Sulit Tercapai Selama Masih Ada Pandemi

Kompas.com - 06/11/2020, 12:58 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah berpendapat, tak tercapainya realisasi investasi yang ditugaskan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia adalah hal yang wajar.

Minusnya pencapaian tersebut, menurut dia, masih disebabkan oleh adanya pandemi virus corona (Covid-19) dan juga pembatasan aktivitas orang.

"Semua ini disebabkan pandemi, karena pandemi ini aktivitas dibatasi, konsumsi juga menurun. Even, investasi yang direncanakan pun tertunda. Saya kira sangat wajar kalau investasi tidak tercapai," kata Piter saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Ini Keuntungan Menempatkan Investasi Dana Pensiun di EBA

Bahkan, Piter menilai bahwa Presiden Jokowi terlalu ambisius menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh positif.

"Justru saya mengkritisi, kalau Pak Jokowi ambisi mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi," ujarnya.

Kendati adanya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang baru saja diteken Presiden pada 2 November 2020, tak menjamin investasi bakal terdorong.

Sebab, masalah pandemi Covid-19 juga belum tertangani dengan efektif.

"Itu enggak mungkin bisa (UU Cipta Kerja tingkatkan nilai investasi). Di tengah kondisi sekarang ini, sorry to say, orang golongan atas saja kebanyakan tidak berani keluar rumah. Kalau cuma bilang "oke saya investasi" tapi kalau yang investasi di rumah saja itu tidak masuk dalam hitungan BPS," kata dia.

"Dan yang akan dihitung realisasi investasi Rp 1 triliun misalnya, itu kalau sudah melakukan tandatangan investasi dan membangun," lanjut Piter.

Saat ini, Piter menyarankan pemerintah untuk mengatasi pandemi terlebih dahulu.

Sebab, selama masih ada pandemi, investasi hingga tahun 2022 pun tak akan meningkat.

"Fokusnya selesaikan pandemi dulu," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Resesi, Ini 5 Instrumen Investasi yang Bisa Kamu Lirik

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/11/2020), Presiden Jokowi menegur Luhut serta Bahlil Lahadalia lantaran investasi pada kuartal III-2020 terkontraksi hingga minus 6 persen.

Padahal, Jokowi menargetkan investasi bisa tumbuh di bawah minus 5 persen pada kuartal III. Jokowi pun meminta Luhut dan Bahlil meningkatkan investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal IV sehingga tidak terlalu negatif pertumbuhannya.

Sedangkan, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi kuartal III 2020, minus sebesar 6,48 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com