JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan, penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) bisa dilakukan pada pekan depan.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, pembahasan perjanjian tersebut sudah dalam tahap final. Kendati demikian, ia tak memerinci perkembangan dari isi perjanjian tersebut.
Hanya saja, ia menekankan, RCEP memang tengah didorong untuk rampung dan ditandatangani sesuai target awal, yakni pada November 2020.
Baca juga: Kemendag Berupaya Dorong Ekspor Tekstil ke Turki
"Mudah-mudahan tanggal 15 (November) insya Allah kami bisa laporkan ke menteri, tapi saya tidak bisa menyampaikan lebih jauh dari itu. Kami berusaha keras selesaikan semuanya dan menyiapkan selesainya RCEP ini minggu depan," ujar dia pada webinar diskusi "New Normal dalam Perdagangan Internasional", Jumat (6/11/2020).
Adapun RCEP merupakan rencana perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Kemudian, lima negara mitranya yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Sementara pada November 2019, India sebagai negara mitra keenam memutuskan keluar.
Terkait keluarnya India, kata Iman, negara-negara yang tergabung dalam perjanjian RCEP tersebut menyatakan tidak menutup pintu bagi India jika ingin kembali terlibat dalam perjanjian.
Baca juga: Kemendag Dorong Pelaku Usaha Dekorasi Rumah Tembus Pasar Eropa
"Pemahaman yang saya dapatkan dari negara yang masih ada di dalam grup ini bahwa kami masih tetap terbuka bagi India kalau mau re-join RCEP. Jadi, kami tidak menutup diri dan tidak menyatakan India keluar," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan, urgensi penandatanganan perjanjian RCEP di tahun ini makin terasa untuk menjaga keterbukaan pasar dan meningkatkan integrasi ekonomi regional, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi global.
Pada pertemuan virtual menteri ekonomi negara-negara yang tergabung dalam RCEP pada Agustus lalu, Agus memastikan bahwa seluruh perundingan akses pasar, kecuali dengan India, telah tuntas dan isu-isu outstanding yang tersisa secara prinsip telah diselesaikan dan tengah difinalisasi.
"Perundingan akses pasar telah tuntas dan seluruh isu-isu outstanding yang sempat tertunda akhirnya secara prinsip dapat diselesaikan,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8/2020).
Perjanjian RCEP diyakini akan menjadi salah satu perjanjian perdagangan bebas regional terbesar di dunia, dengan potensi mencakup lebih dari 47,4 persen penduduk dunia, 32,2 persen ekonomi global, 29,1 persen perdagangan global, dan 32,5 persen arus investasi global.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.