Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 dan Pilpres AS Bikin Harga Minyak Mentah Merosot

Kompas.com - 07/11/2020, 08:45 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com  - Harga minyak jatuh lagi pada akhir perdagangan Jumat (7/11/2020) waktu setempat (Sabtu pagi WIB), menetap di bawah 40 dollar AS per barrel.

Harga emas hitam ini tertekan oleh meningkatnya kasus virus corona global dan penghitungan suara yang berlarut-larut dalam pemilihan presiden AS.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terpangkas 1,48 dollar AS atau 3,62 persen, ditutup pada 39,45 dollar AS per barrel.

Adapun minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember merosot 1,65 dollar AS atau 4,25 persen, menjadi 37,14 dollar AS per barrel.

Baca juga: Imbas Harga Minyak Rendah, Harta Orang Terkaya Asia Hangus Hingga Rp 93,6 Triliun

Namun  untuk sepekan ini, kedua jenis minyak itu melonjak dengan Brent terangkat 5,8 persen, dan minyak mentah AS menguat 4,3 persen.

Perancis melaporkan rekor kasus, meningkatkan kekhawatiran bahwa penguncian tambahan di Eropa dapat membebani permintaan bahan bakar.

Sementara dalam pilpres AS, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump di Georgia dan Pennsylvania, semakin dekat untuk memenangkan Gedung Putih ketika beberapa negara bagian terus menghitung suara.

Tiga hari setelah pemungutan suara ditutup, Biden memiliki keunggulan 253 hingga 214 dalam pemungutan suara Electoral College negara bagian demi negara bagian yang menentukan pemenang, menurut Edison Research.

Memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania akan menempatkan mantan wakil presiden itu melebihi 270 yang dia butuhkan untuk menang.

Prospek yang semakin menipis dari paket stimulus AS yang besar juga menekan pasar.

Pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell mengatakan bahwa statistik ekonomi termasuk penurunan satu poin persentase dalam tingkat pengangguran AS menunjukkan bahwa Kongres harus memberlakukan paket stimulus virus corona yang lebih kecil yang sangat ditargetkan pada efek pandemi.

"Minyak mentah sangat sensitif terhadap ekspektasi stimulus, yang semakin terpukul," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

“Situasi virus corona adalah indikator permintaan negatif yang bisa Anda dapatkan,” tambah dia.

Menurut penghitungan Reuters, kasus virus corona AS melonjak lebih dari 120.000 pada Kamis (5/11/2020). Rekor harian kedua berturut-turut meningkat ketika wabah menyebar di setiap wilayah.

Sementara Italia mencatat jumlah infeksi Covid-19 harian tertinggi pada Kamis (5/11/2020). Perancis mencatat rekor 60.486 kasus baru yang dikonfirmasi pada Jumat (6/11/2020), setelah membukukan rekor 58.046 pada Kamis (5/11/2020).

Baca juga: SKK Migas Kejar Rekor Produksi Minyak dan Gas Bumi untuk 2030

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com