Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Jatuh Ke Level Terendah 2 Bulan, Ini Sebabnya

Kompas.com - 07/11/2020, 09:33 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com - Dollar AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (6/11/2020) waktu setempat (Sabtu pagi WIB).

Mata uang yang dijuluki greenback ini tertekan ketika penghitungan suara untuk pemilihan AS yang kontroversial perlahan bergerak menuju pemerintahan yang terpecah. Investor memperkirakan lebih banyak kerugian untuk mata uang AS tersebut.

Investor berspekulasi bahwa calon Demokrat Joe Biden akan menjadi presiden berikutnya, tetapi Partai Republik akan mempertahankan kendali Senat, yang akan menyulitkan Demokrat untuk meloloskan paket bantuan virus corona yang lebih besar yang telah mereka dorong.

Baca juga: Cadangan Devisa RI Turun Jadi 133,7 Miliar Dollar AS, BI: Tetap Tinggi

Perlunya lebih banyak stimulus digarisbawahi pada hari Jumat, ketika pemerintah AS melaporkan bahwa pengusaha mempekerjakan pekerja paling sedikit dalam lima bulan pada bulan Oktober.

Hal itu adalah bukti paling jelas bahwa akhir dari stimulus fiskal sebelumnya dan ledakan infeksi virus corona baru telah melemahkan momentum pemulihan ekonomi.

Lonjakan kasus baru virus corona yang mencapai rekor di beberapa negara bagian AS juga dapat menghambat aktivitas ekonomi.

"Kami masih berpandangan bahwa ekonomi AS sedang melambat, dan itu terjadi pada dolar yang melemah secara nyata," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Biden berada di ambang memenangkan kepresidenan AS pada Jumat (6/11/2020), ketika ia memperluas keunggulan tipisnya atas Presiden Donald Trump di negara bagian Pennsylvania dan Georgia. Memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania akan menempatkan mantan wakil presiden itu melebihi 270 yang dia butuhkan untuk mengamankan kursi kepresidenan.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun menjadi 92,235, mencapai level terendah sejak 2 September.

Untuk minggu ini, indeks dollar jatuh sebanyak 1,9 persen, di jalur penurunan terbesar sejak Maret.

Penurunan besar dalam imbal hasil obligasi jangka panjang AS karena ekspektasi untuk stimulus fiskal yang lebih sedikit, dikombinasikan dengan reli ekuitas dan aset berisiko lainnya, telah menempatkan dolar di bawah tekanan jual yang konsisten, yang kemungkinan besar akan berlanjut.

“Sejauh ini investor telah siap untuk mengabaikan ancaman pemilihan yang diperebutkan, mungkin melihat inisiatif hukum Donald Trump sebagai 'sembrono' dan kondisi ramah ini telah menghasilkan penurunan dolar secara luas," kata ahli strategi di ING.

Dolar jatuh lebih jauh terhadap yen Jepang, diperdagangkan pada 103,255 yen pada Jumat (6/11/2020), mendekati level terendah delapan bulan.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah berjanji untuk bekerja sama dengan otoritas luar negeri guna menjaga pergerakan mata uang tetap stabil, karena penguatan yen secara luas dipandang sebagai ancaman bagi ekonomi Jepang.

Yang pasti, dollar bisa menguat jika penghitungan suara AS terus mengulur.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com