Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Furniture Rotan Buatan UKM Cirebon Ini Tembus AS hingga Eropa

Kompas.com - 07/11/2020, 17:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto melepas ekspor furniture rotan hasil produksi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) asal Cirebon. Ekspor ini diharapkan mendorong kinerja perdagangan Indonesia di tengat ancaman resesi global.

Pelepasan ekspor produk buatan CV Nagam Rattan, CV Cipta Abadi, dan CV Hanif Rattan tersebut dilakukan pada Kamis (5/11/2020) lalu.

Total ada 40 kontainer produk rotan yang dikirim ke Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, serta negara Uni Eropa seperti Jerman, Perancis, Italia, dan Denmark.

"Menyambut gembira keberhasilan para pelaku usaha rotan mendapatkan tempat di pasar global. Kami berharap, tekad dan perjuangan para pelaku UKM eksportir dari Cirebon ini mampu memotivasi para eksportir, khususnya pelaku UKM di seluruh Indonesia sehingga mampu mendorong kinerja ekspor nonmigas Indonesia,” ujar Agus dalam keterangan resminya, Sabtu (11/7/2020).

Baca juga: Gantungan Baju Pun Impor, Ini Kata Menkop UKM

Ekspor produk rotan kali ini berasal dari pelaku UKM yang merupakan hasil binaan balai Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag lewat program Pelatihan dan Pendampingan Ekspor.

Program pembinaan ini bertujuan mendukung UKM agar dapat membidik pasar global untuk menjual produk-produk mereka. Sehingga, UKM dapat semakin menunjukkan kontribusi terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia.

"Keberhasilan ekspor ini sekaligus menunjukkan produk furnitur rotan Indonesia tidak hanya mampu menjaga kualitas, tetapi juga telah sesuai dengan permintaan dan tren pasar dunia saat ini yang cenderung menggunakan bahan alami, ramah lingkungan, dan mengantongi sertifikat legalitas kayu (V-Legal)," jelasnya.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara produsen rotan terbesar dunia. Pada 2019, Indonesia berada di peringkat ke-3 negara eksportir produk rotan dengan pangsa ekspor 6,11 persen, di bawah China yang 45,15 persen dan Vietnam 12,49 persen.

Tentunya capaian ini perlu lebih tingkatkan lagi. Oleh sebab itu, Agus berharap eskportir yang menyasar pasar AS bisa memanfaatkan perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas bea masuk terhadap produk impor asal Indonesia.

"Mengingat negara tujuan ekspor utama rotan yang masih didominasi AS, maka kebijakan perpanjangan fasilitas GSP diharapkan mampu memperkuat ekspor produk furnitur rotan nasional ke pasar AS,” ujarnya.

Ia berharap para pelaku usaha mampu melihat ekspor produk rotan ini sebagai harapan untuk kembali menggeliatkan kinerja ekspor Indonesia, termasuk bagi setidaknya 277 eksportir furnitur rotan yang berada di Cirebon.

Agus juga berharap UKM dapat memanfaatkan mekanisme pembiayaan ekspor agar dapat semakin mendukung usaha mereka menembus pasar global. Selain itu, ia juga mengimbau para pelaku bisnis, khususnya UKM, untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas peningkatan daya saing produk dan kompetensi eksportir yang disediakan pemerintah.

“Kemendag terus mendorong dan meningkatkan daya saing dan akses pasar pelaku bisnis, terutama UKM. Kami mengapresiasi pelaku bisnis yang terus melakukan riset dan inovasi untuk penguatan produknya sehingga mampu menjaga kinerja ekspor, seperti semangat eksportir furnitur rotan asal Cirebon,” ujarnya.

Sekedar informasi, nilai ekspor produk rotan Indonesia periode Januari-Agustus 2020 tercatat sebesar 357,16 juta dollar AS. Nilai ini naik 4,35 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.

Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama produk rotan Indonesia masih didominasi AS dengan pangsa ekspor 41,11 persen, Belanda 8,19 persen, dan Jerman 7,27 persen.

Adapun dalam periode 5 tahun terakhir atau sepanjang 2015-2019, tren ekspor produk rotan Indonesia juga tercatat naik 2,11 persen.

Baca juga: UKM Kita Bisa Ikut Turut Aktif Menikmati Fasilitas GSP ini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com