Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] BLT Subsidi Gaji Sudah Cair | Tahun Suram Garuda

Kompas.com - 08/11/2020, 07:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus memberikan stimulus ke masyarakat untuk membantu mendorong perekonomian.

Salah satunya adalah melalui BLT subsidi gaji. Insentif tersebut sudah mulai cair pada Jumat  (6/11/2020). Berita mengenai cairnya insentif subsidi gaji menjadi terpopuler sepanjang hari kemarin, Sabtu (7/11/2020).

Sementara itu berita lain yang terpopuler adalah tentang nilai tukar dollar AS yang jatuh ke level terendah dalam 2 bulan. Berikut adalah daftar berita terpopuler sepanjang hari kemarin:

1. Pantau Rekening, BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Sudah Mulai Dicairkan

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sudah mulai mentransfer BLT subsidi gaji gelombang 2 di minggu pertama November 2020 dalam program Bantuan Subsidi Upah (BSU).

"Mudah-mudahan hari ini (Jumat kemarin) bisa diserahkan kepada Kemenaker. Setelah datanya clear and clean kami akan meneruskan proses selanjutnya dan akan di transfer ke para pekerja," jelas Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, dilansir dari Antara, Sabtu (7/11/2020).

Namun yang perlu diketahui, pencairan BLT subsidi gaji tak dilakukan serentak. Karena proses pencairannya harus melewati verifikasi dan validasi di BP Jamsostek dan Kemnaker. Selengkapnya silakan baca di sini.

2. Tahun Suram Garuda: Tersandung Kasus Korupsi, Rugi Rp 15 Triliun

Tahun 2020 bisa dibilang tahun suram bagi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Maskapai penerbangan BUMN itu harus menanggung kerugian yang besar di kuartal III 2020. Tak tanggung-tanggung, kerugian Garuda Indonesia mencapai Rp 15 triliun.

Keuangan Garuda sudah berdarah-darah sejak awal pandemi akibat anjloknya jumlah penumpang. Di kuartal III-2020, maskapai pelat merah ini hanya bisa membukukan pendapatan 1,14 miliar dollar AS atau merosot 67,79 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dilansir dari Kontan, Sabtu (7/11/2020), berdasar laporan keuangan yang dirilis Kamis (5/11/2020), Garuda Indonesia mencatat pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai 917,29 juta dollar AS, penerbangan tak berjadwal sebesar 46,92 juta dollar AS, dan pendapatan lain-lain berkontribusi 174,56 juta dollar AS. Selengkapnya silakan baca di sini.

3. Dollar AS Jatuh Ke Level Terendah 2 Bulan, Ini Sebabnya

Dollar AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (6/11/2020) waktu setempat (Sabtu pagi WIB).

Mata uang yang dijuluki greenback ini tertekan ketika penghitungan suara untuk pemilihan AS yang kontroversial perlahan bergerak menuju pemerintahan yang terpecah. Investor memperkirakan lebih banyak kerugian untuk mata uang AS tersebut.

Investor berspekulasi bahwa calon Demokrat Joe Biden akan menjadi presiden berikutnya, tetapi Partai Republik akan mempertahankan kendali Senat, yang akan menyulitkan Demokrat untuk meloloskan paket bantuan virus corona yang lebih besar yang telah mereka dorong. Selengkapnya silakan baca di sini.

4. Riset Rasio Upah Minimum dengan Biaya Hidup, Yogyakarta Paling Miris

Besaran Upah Minimum Provinsi ( UMP) tahun 2021 telah resmi mulai diumumkan pada 1 November 2020, dan tercatat bahwa ada empat provinsi yang memastikan kenaikan UMP 2021.

Sehari setelahnya, tepat pada 2 November 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) pun merilis Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia, berdasarkan hasil Survei Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020.

Dilansir dari Lifepal, Sabtu (7/11/2020), riset yang menganalisis dan membandingkan kedua data tersebut, menemukan fakta bahwa rasio nasional pengeluaran rata-rata per kapita berbanding rata-rata UMP 2021 di Indonesia adalah 48,6 persen. Selengkapnya silakan baca di sini.

5. Bangkrut, Thai Arways Jual 34 Pesawatnya

Thai Airways International menjuat 34 pesawar komersil milik mereka. Pasalnya, perusahaan tersebut tengah mengalami kebangkrutan. 34 pesawat yang dijual pun diharapkan segera mendapatkan pembeli pada 13 November mendatang.

Dikutip dari Bangkok Post, Minggu (7/11/2020) Thai Airways mengunggah jenis pesawat yang mereka jual melalui laman resmi perusahaan. Jenis pesawat tersebut meliputi 10 Boeing 747-400s yang diproduksi pada tahun 1993-2003, enam Boeing 777-200s yang diproduksi pada kisaran tahun 1996-1998, serta enam Boeing 777-300s hasil produksi tahun 1998-2000.

Selain itu juga enam pesawat jenis Airbus A340-600s hasil produksi tahun 2005-2008, tiga A340-500s yang diproduksi pada tahun 2005-2007, serta dya Boeing 737-400s yang diproduksi tahun 1992-1993. Selengkapnya silakan baca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com