Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi, Menlu Retno: Perlu Kerja Sama Antarnegara

Kompas.com - 09/11/2020, 13:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan perlunya memperkuat kerja sama antarnegara untuk mendorong pemulihan ekonomi global yang tengah terpukul akibat pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, menjelang penutupan tahun 2020, pandemi Covid-19 belum menampakkan tanda-tanda melambat. Bahkan, hingga kini sudah mencapai 50 juta kasus di seluruh dunia. Oleh sebab itu, kerja sama antarnegara harus diperkuat.

"Kita harus akui situasi yang menantang ini, kita tidak punya pilihan lain selain mengedepankan kerja sama dan membangun kembali kepercayaan dalam multilateralisme," ujar Retno dalam acara INA-LAC Business Forum 2020 secara virtual, Senin (9/11/2020).

Baca juga: GSP Diperpanjang, Indonesia Targetkan Peningkatan Status Perdagangan dengan AS

Retno melanjutkan, tidak peduli seberapa kuat suatu negara, tetap tidak akan bisa menghadapi pandemi dengan sendirian. Pandemi pada akhirnya menunjukkan kelemahan setiap negara dalam menangani ketidakpastian global saat ini.

"Maka, jelas kita harus memilih untuk bekerja sama dibandingkan berkompetisi, memilih berdialog dibandingkan menjadi pesaing, memilih untuk menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan," jelas dia.

Salah satu upaya pemulihan ekonomi diwujudkan Indonesia lewat penguatan hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia, atau Indonesia-Latin America and the Caribbean (Ina-Lac).

Retno mengatakan, kedua kawasan perlu menetapkan visi bersama untuk bisa meningkatkan arus perdagangan dan mendorong perekonomian. Menurutnya, kerja sama dagang saat ini belum menunjukkan potensi penuh kedua kawasan.

Hal ini tecermin dari kinerja dagang Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia yang hanya 2 persen dari total perdagangan Indonesia dengan semua negara mitranya. Begitu pula Amerika Latin dan Karibia terhadap Indonesia, hanya sebesar 0,34 persen dari total perdagangan dengan semua mitranya.

"Artinya, untuk membuka potensi ekonomi kita yang sesungguhnya, maka harus bisa mengembangkan pendekatan baru dan menciptakan terobosan," ujarnya.

Menurut Retno, untuk mendorong potensi yang dimiliki Ina-Lac, ada tiga isu yang harus menjadi fokus bersama. Pertama, menciptakan lebih banyak peluang kerja sama dagang Indonesia dengan berbagai negara kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Kedua, Ina-Lac harus mampu menggali peluang dalam bidang ekonomi digital. Ia bilang, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia yang nilainya akan mencapai 130 miliar dollar AS pada tahun 2025.

Maka, dengan potensi tersebut, Retno menyatakan, Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia dalam bidang digtalisasi.

"Serta ketiga, perlu melembagakan forum bisnis Ina-Lac ini," kata dia.

Dalam hal ini, salah satu yang baru saja dilakukan adalah dengan peluncuran platform digital Ina-Lac yang dapat diakses pada laman www.inalac.com. Platform ini bertujuan untuk menunjukkan setiap potensi kerja sama dagang dan investasi antarkedua kawasan.

"Saya berharap ini akan memenuhi kebutuhan kedua kawasan dalam mendorong perekonomian melalui kerja sama dan interaksi bisnis yang efektif dan produktif," pungkas Retno.

Baca juga: Kemendag Targetkan Perjanjian Perdagangan Bebas Kawasan ASEAN Diteken Pekan Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com