Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitigasi Dampak Covid-19, Cigna Indonesia Andalkan Saluran Digital

Kompas.com - 12/11/2020, 08:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Asuransi Cigna Indonesia melakukan diversifikasi saluran distribusi ke ranah digital untuk memitigasi risiko di masa pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 membuat perusahaan asuransi turut terdampak pandemi. Data AAJI mengungkap, pendapatan industri asuransi jiwa pada semester I-2020 turun 38,7 persen secara tahunan (yoy) sebesar Rp 72,57 triliun dari sebelumnya Rp 118,3 triliun.

Penurunan paling tajam terjadi pada hasil investasi sebesar 191,9 persen (yoy) dari Rp 22,82 triliun menjadi negatif Rp 20,97 triliun.

Baca juga: Mau Beli Polis Asuransi Syariah? Perhatikan Dulu 4 Hal Ini

"Pada saat pandemi, masyarakat cenderung menahan diri untuk melakukan tatap muka. Makanya, kehadiran saluran digital memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi kinerja perseroan," kata Presiden Direktur & CEO PT Asuransi Cigna Philip Reynolds dalam siaran pers, Kamis (12/11/2020).

Philip mengakui, kegiatan keagenan sempat terganggu karena orang menghindar untuk melakukan tatap muka. Beruntung, kinerja perseroan masih bisa ditopang oleh saluran telemarketing dan digital yang kembangkan tersebut.

Hal ini mencerminkan, Cigna tidak hanya fokus pada satu saluran distribusi saja. Walaupun Cigna Indonesia unggul di saluran distribusi telemarketing, pihaknya tetap menyediakan saluran distribusi keagenan dan digital.

"Hal ini penting karena konsumen itu terus bergerak dan dinamis. Mereka membutuhkan banyak informasi,” ujar Philip.

Lebih lanjut, distribusi digital ini makin penting mengingat industri asuransi harus selalu hadir saat nasabahnya membutuhkan. Sekaligus membuat penetrasi asuransi di Indonesia semakin luas.

Baca juga: OJK Akan Batasi Nasabah yang Boleh Beli Asuransi PAYDI

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada triwulan I-2019 menyebutkan jumlah nasabah asuransi di Indonesia sebesar 53 juta atau sekitar 25 persen dari populasi. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding Singapura dengan 90 persen warganya menjadi nasabah asuansi.

"Nasabah butuh ketangguhan perusahaan asuransi, terutama di saat-saat susah. Sebab, nasabah mempercayakan uang dan masa depan mereka pada perusahaan asuransi. Makanya, perusahaan asuransi harus tangguh dan selalu hadir di saat nasabah membutuhkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com