Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 38,07 Dollar AS, Ini Sebabnya

Kompas.com - 12/11/2020, 12:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,64 dollar AS per barel dari September lalu. 

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 225 K/12/MEM/2020, ICP bulan Oktober 2020 ditetapkan sebesar 38,07 dollar AS per barrel atau naik dari bulan sebelumnya sebesar 37,43 dollar AS per barrel.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, naiknya harga ICP menyusul membaiknya marjin untuk produk light distillate di pasar Asia Pasifik.

Baca juga: Covid-19 dan Pilpres AS Bikin Harga Minyak Mentah Merosot

Namun demikian, kenaikan harga ICP tidak sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah dunia.

"Justru harga minyak di pasaran global mengalami penurunan," kata Agung dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).

Agung menguraikan, harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) turun dari 39,63 dollar AS per barrel menjadi 39,55 dollar AS per barrel.

Demikian pula dengan jenis minyak mentah berjangka Brent yang juga mengalami penurunan dari 41,87 dollar AS per barrel menjadi 41,52 dollar AS per barrel.

"Penurunan juga terjadi pada Basket OPEC dan Brent (ICE) masing - masing jadi 40,25 dollar AS per barrel dan 41,52 dollar AS per barrel," ujarnya.

Salah satu faktor yang punya pengaruh kuat terhadap pergerakan minyak mentah dunia adalah kekhawatiran pelaku pasar seiring peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara di dunia, terutama di Eropa, menyebabkan penerapan kembali lockdown sehingga semakin meredupkan prospek perbaikan permintaan minyak.

Sementara itu, diagnosa Covid-19 pada Presiden Amerika Serikat juga menjadi pemicu di samping perlemahan pasar tenaga kerja di Amerika. Paket stimulus fiskal Amerika Serikat sendiri akan dilanjutkan kembali proses negosiasinya setelah pemilihan Presiden.

Selain kondisi ekonomi politik, laporan OPEC bulan Oktober 2020 memproyeksikan bahwa permintaan minyak mentah global akan mengalami penurunan sebesar 9,5 juta barrel minyak per hari (bopd) dan pasokan minyak mentah global diperkirakan meningkat sebesar 310.000 bopd hasil dari pulihnya produksi minyak mentah AS.

Tercatat produksi minyak mentah AS yang mencapai 11,1 juta bopd, tertinggi sejak Juli, dengan rekor kenaikan per minggu sebesar 1,2 juta bopd.

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut , juga dipengaruhi oleh stok minyak mentah China yang tinggi setelah negara tersebut membeli minyak mentah dalam jumlah besar di musim semi lalu, saat harga minyak mentah rendah.

"Penurunan tingkat pengoperasian kilang di Asia, dengan tingkat operasional di Jepang turun ke level 70 persen dan Korea Selatan turun ke level 60 persen, juga menyebabkan penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik," ucap Agung.

Baca juga: Joe Biden Jadi Presiden AS, Bagaimana Nasib Harga Minyak Dunia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com