Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Rupiah Diprediksi Bertahan hingga Awal Tahun 2021

Kompas.com - 12/11/2020, 17:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom Citi Indonesia (Citibank) Helmi Arman memprediksi, kurs rupiah terhadap dollar AS akan semakin menguat seiring kembali masuknya dana asing ke Indonesia.

Bahkan, dia menyebut, kurs rupiah di akhir tahun hingga awal tahun 2021 akan menguat melebihi kisaran kurs rupiah saat ini.

"Bila arus dana investor global (mulai masuk), maka nilai tukar akhir tahun atau tahun depan kami perkirakan bisa berfluktuasi dalam rentang yang lebih kuat dibanding posisi saat ini," kata Helmi dalam paparan kinerja keuangan Citibank kuartal III 2020 secara virtual, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Kaesang Pangarep Ingin Sang Pisang dan Usaha Lain Miliknya Melantai di Bursa

Tercatat, rupiah menguat dalam 6 hari terakhir dengan total penguatan sebesar 4 persen, sebelum akhirnya kembali melemah pada perdagangan Rabu (11/11/2020).

Adapun saat ini, rupiah ditutup pada level Rp 14.000-14.100.

Helmi menuturkan, penguatan rupiah beberapa hari terakhir ini tak lepas dari pengaruh kemenangan Joe Biden dari partai Demokrat, menggantikan petahana Donald Trump sebagai pemimpin AS.

Banyak investor berekspektasi, kebijakan Joe Biden terhadap China tidak akan se-agresif kebijakan pemerintah AS selama 4 tahun belakangan.

Hal ini membuat ekonomi China diprediksi makin melesat.

Ekonomi China yang melesat tentu mempengaruhi negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Negara emerging market diprospek memiliki pertumbuhan positif lantaran China menjadi salah satu rekan dagangnya dalam ekspor-impor.

"Inflow atau arus dana masuk ke emerging market ini terlihat dari data transaksi Citibank dengan investor dalam beberapa minggu belakangan," sebut Helmi.

Helmi mengatakan, investor memang cenderung melakukan pembelian (net buy) mata uang negara emerging market.

Baca juga: Ngegas Anggaran Rp 1.200 Triliun Jelang Garis Finish

Data Kementerian Keuangan pun menunjukkan, kepemilikan investor asing atas Surat Berharga Negara (SBN) sudah meningkat.

"Bagi Indonesia, arus dana (asing) masuk akan menambah suplai atau pasokan dollar ke pasar valas di saat kebutuhan domestik sedang rendah. Inilah yang menyebabkan apresiasi rupiah cukup cepat selama beberapa minggu terakhir," pungkas Helmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com