Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah IHSG Bisa Tembus 6.000 hingga Akhir Tahun?

Kompas.com - 13/11/2020, 10:11 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beragam kebijakan di pasar modal yang diberlakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai mampu mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menduduki level 6.000 di akhir tahun. 

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso beberapa waktu lalu dalam video konferesi secara virtual.

Namun, di tengah ketidakpastian yang terjadi, mungkinkah hal tersebut dapat terjadi?

Baca juga: Akhir Pekan, IHSG Masih Terkapar di Zona Merah

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, mungkin saja IHSG bisa menembus level tersebut karena saat ini foreign inflow cukup besar.

“Mungkin saja, karena foreign inflow yang cukup besar. Kemudian, efektivitas vaksin juga menunjang perbaikan ekonomi global sehingga investor mulai mengincar asset-aset berisiko untuk mendapat return,” ujar Hendriko kepada Kompas.com melalui pesan singkat.

Selain itu, kata Hendriko, sentimen ekternal dari Pilpres AS yang dimenangakan oleh Joe Biden direspon positif oleh market dunia, terutama emerging market seperti Indonesia.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee sempat bilang, kemenangan Biden bisa membawa angin segar untuk ekspor impor Indonesia.

Selain itu juga mengurangi ketegangan antara AS dan China yang mana sebelumnya terjadi di masa kepemimpinan Donald Trump.

Namun demikian, Hans membantah jika IHSG bisa menembus level 6.000.

Menurut dia, pasar saat ini sangat volatile sekali akibat belum tersedianya vaksin Covid-19 yang bisa didunakan secara umum atau hanya skala terbatas.

“Rasanya enggak ya karena market sedikit volatile. Kalaupun naik sekitar 5.700 sampai 5.800, kalau 6.000 belum mungkin, apalagi vaksin hanya untuk penggunaan darurat saat ini,” kata Hans.

Lebih lanjut, Hans mengatakan, belum tersedianya vaksin yang bisa digunakan untuk umum dan periode beberapa negara memasuki musim dingin membuat kenaikan kasus Covid-19 bertambah.

Baca juga: Naik Rp 10.000, Harga Emas Antam Masih Betah di Bawah Rp 1 Juta per Gram

Sementara itu, efek Biden tampaknya akan semakin kuat lantaran kekhawatiran masa Transisi Donald Trump membuat kebijakan-kebijakan yang kontroversi.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Wimboh Santoso mengungkapkan optimismenya terkait dengan kebijakan yang selama ini diberlakukan mampu mengerek IHSG menembus level 6.000 setelah sebelumnya sempat berada pada titik di level 3.900-an.

"Sekarang saham sudah kembali di atas 5.000. Kami yakin bisa normal kembali 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama," ujar Wimboh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com