Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah "Geber" Anggaran Rp 1.200 Triliun di Akhir Tahun, Efektif Dorong Pertumbuhan Ekonomi?

Kompas.com - 13/11/2020, 17:02 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah berupaya untuk "menggeber" sisa anggaran akhir tahun yang masih sebesar Rp 1.200 triliun untuk membantu mendorong kinerja perekonominan. Anggaran tersebut terdiri dari anggaran pemerintah pusat dan daerah.

Namun demikian, Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) menilai meski upaya pemerintah untuk menggeber anggaran di sisa tahun mungkin dilakukan, namun tidak akan signifikan dalam mendorong kinerja perekonomian. Sebab, kontribusi belanja pemerintah masih kecil dibanding komponen Produk Domestik Bruto (PDB) lain.

"Jadi kontribusinya tetap kecil, tapi yang bisa tumbuh positif hanya belanja pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi tetap negatif, tetapi kontribusinya tetap besar," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Bank BJB KCK Banten Ditutup Sementara karena Puluhan Pegawai Positif Covid-19

Piter pun menilai, meski pemerintah merealisasikan anggaran hingga mendekati 100 persen, namun pertumbuhan ekonomi akan tetap negatif hingga akhir tahun.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV mendatang masih akan negatif.
Pasalnya, meski pemerintah secara jor-joran menganggarkan stimulus untuk menjaga kinerja perekonomian, namun tidak mampu mendorong konsumsi kelas menengah atas.

"Daya beli untuk kelompok menengah atas enggak turun, tetapi mereka mengurangi konsumsi karena terbatasnya aktivitas sosial ekonomi. Karena terbatasnya aktivitas sosial ekonomi di tengah sekarang ini orang kaya enggak berani keluar rumah, arena itu konsumsi pasti turun. Di tengah pandemi enggak banyak orang mau belanja, dan seccara statsitik artinya tumbuh masih negatif," ujar dia.

Hal serupa diutarakan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal IV masih berisiko negatif lantaran stimulus pemerintah belum mampu menggerakkan konsumsi kelas menengah atas. Padahal, kelas menengah berkontribusi terhadap 83 persen dari total konsumsi nasional.

"Sementara itu pada kuartal ke IV kan ada momentum libur panjang natal dan tahun baru. Kalau pandemi masih tinggi penularannya, vaksin belum di distribusikan secara massal maka mobilitas masyarakat kurang optimal," ujar dia.

Baca juga: IHSG Ditutup Positif, Rupiah Stagnan

Optimisme Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pada kkuartal III lalu pemerintah telah berhasil menggenjot anggaran belanja dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III meski masih negatif, yakni 3,49 persen, lebih baik dibanding kuartal II yang mencapai minus 5,32 persen.

Dia pun berharap pembalikan ekonomi yang sudah terlihat di kuartal III lalu bisa berlanjut di akhir tahun ini. Di samping itu, pemerintah juga mendorong percepatan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Program PEN juga akan terus kita fokuskan, dan tidak hanya sekadar membelanjakan, tapi kami juga akan melihat dengan berbagai survei dampaknya dan tentu dari sisi targeting-nya," jelas dia.

Baca juga: Banyak Influencer yang Tak Punya NPWP?

Saat ini realisasi anggaran program PEN sudah Rp 383,01 triliun atau 55,1 persen dari pagu yang disediakan oleh pemerintah sebesar Rp 695,2 triliun. Menurut Sri Mulyani, penyerapan anggaran PEN mengalami akselerasi luar biasa di kuartal III, dan diharapkan bisa terus berlanjut.

Apabila dirinci, realisasi anggaran kesehatan sudah Rp 34,07 triliun atau 35 persen dari pagu, perlindungan sosial Rp 181,11 triliun atau 77,3 persen dari pagu, serta sektoral kementerian/lembaga dan pemda Rp 32,47 triliun atau 49,2 persen dari pagu.

Kemudian, untuk dukungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terealisasi Rp 95,23 triliun atau 82,9 persen dari pagu, insentif usaha sebesar Rp 38,13 triliun atau 31,6 persen dari pagu, dan pembiayaan korporasi Rp 2,001 triliun atau 3,2 persen dari pagu. "Beberapa program baru akan tersalur pada November 2020, seperti subsidi bantuan gaji termin kedua," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap, pada kuartal IV ini pertumbuhan ekonomi bisa masuk jalur positif. Meski dirinya mengakui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV belum akan kembali seperti tren historis. Dirinya memperkirakan pada kuartal terakhir tahun ini kinerja perekonomian bisa tumbuh di kisaran minus 1 persen atau positif 0,6 persen.

"Kalau ini bisa dipertahankan, maka kita berharap kuartal IV pertumbuhannya bisa masuk jalur positif. Walaupun secara konservatif minus 1 persen atau positif 0,6 persen," ungkapnya.

Baca juga: RUU Minol Dibahas Lagi, Ini Tanggapan Industri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com