Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mendag: RCEP Tumbuhkan Harapan Baru untuk Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 15/11/2020, 21:39 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi

Telah melalui perundingan panjang

Gagasan RCEP dicetuskan pertama kali oleh Indonesia kala menjadi pemimpin ASEAN pada 2011. Tujuan awal gagasan ini adalah mengonsolidasikan lima perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang sudah dimiliki ASEAN dengan enam mitra dagangnya. 

 

Untuk "menjual" konsep ini Indonesia melakukan diskusi terlebih dahulu mengenai pembahasan RCEP kepada 10 negara anggota ASEAN lainnya. Setelah semuanya setuju, konsep ini disampaikan pada lima negara mitra FTA ASEAN.

Perundingan yang dilakukan oleh Kepala Negara dari 16 negara itu akhirnya melahirkan kesepakatan untuk meluncurkan RCEP pada 12 November 2012 di Phnom Penh, Kamboja.

Indonesia akhirnya ditunjuk sebagai ketua Trade Negotiating Committee (TNC) RCEP pada 2013.

Karena posisinya ini, pada 2018, Indonesia memberikan arahan dan target pencapaian kepada lebih dari 800 anggota delegasi yang terbagi ke dalam berbagai kelompok kerja dan subkelompok kerja.

Baca juga: Perjanjian RCEP Diteken Setelah Satu Dekade, Jokowi Sebut Hal Itu sebagai Hari Bersejarah

Dalam perjalanannya, perundingan RCEP tidak berlangsung tanpa kendala. Perbedaan tingkat ekonomi negara peserta menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.

Selain itu, perbedaan ambisi dari setiap negara kerap membuat perundingan yang berlangsung jadi memanas.

Sudah kewajiban bagi Indonesia sebagai ketua TNC untuk mampu meredam tensi yang mulai meninggi.

“Selama lebih dari delapan tahun berunding, tidak satu kali pun ada negara yang melakukan walk out dari perundingan,” ujar Agus.

 

Menurut Agus, penguasaan seni berunding secara plurilateral, kesabaran, dan bahkan sense of humor dari Ketua TNC, yang akhirnya mampu mempertahankan jalannya perundingan secara produktif.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com